Guru Besar ITS Ini Ungkap Alasan Kalender Global Islam Belum Tewujud; Liputan Dadang Prabowo
PWMU.CO – Guru Besar Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Prof Drs Agus Purwanto MSi MSc DSc mengungkapkan alasan kalender global umat Islam belum tereaslisasi sampai saat ini. Hal itu ia sampaikan dalam wisuda SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (15/4/23).
Menurut Prof Agus kalender global umat Islam belum terealisasi karena umat kajian umat Islam saat ini masih difokuskan pada kajian fikih dan tasawuf.
Padahal menurut pendiri Pesantren Sains (Trensains) itu ayat yang membahas tentang fikih hanya 160 ayat. Sedangkan yang membahas tentang alam ada 800 ayat.
“Ayat fikihh hanya seperlima dari ayat alam,” ujarnya.
Ia menambahkan pandangan mayoritas umat Islam terhadap sains yang kurang bagus memperparah kondisi tersebut.
Dalam hal ini, ia mencontohkan kasus yang terjadi di Afghanistan pada tahun lalu yang mengumumkan hari raya Idul Fitri sehari lebih dulu dari pada di Indonesia karena menyandarkan pada rukyah. Padahal lanjutnya menurut hisab Maghrib saat itu belum terjadi konjungsi.
“Artinya siklus bulan belum berakhir, sehingga tidak mungkin awal bulan itu eksis, apalagi terlihat,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, yang lebih membingungkan adalah Arab Saudi yang diberitakan akan berhari raya Idul Fitri pada tanggal 21 April 2023. Tapi bagaimana mungkin itu diumumkan, karena Arab Saudi masih mengikuti rukyah murni.
Wakil Jetua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu menambahkan berdasarkan catatan para astronom hasil pengakuan yang disumpah tentang hilal dari tahun ke tahun 40 persennya salah.
“Jadi umat Islam sekali lagi memperlihatkan perangai anti-ilmu pengetahuan,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa peradaban ke depan adalah peradaban sains. No science no future.
Ia pun menyinggung soal sumber daya alam di Indonesia yang melimpah tapi tidak dibarengi dengan sumber daya manusia yang memadai.
Pesan untuk Wisudawan
Di hadapan para wisudawan yang berjumlah 85 santri itu ia menegaskan bahwa visi dan misi Trensains adalah membentuk generasi pecinta al-Qur’an dan sains.
Gus Pur—sapaannya, menambahkan dari 85 wisudawan, 36 sudah diterima kuliah perguruan tinggi.
Kepada para wisudawan Gus Pus berpesan tentang relasi antara sains dan agama. “Tidak sedikit ada orang-orang yang menyerang kita. Orang-orang itu berkata, agama kok dihubungkan-hubungkan dengan sains. Sains kok dihubung-hubungkan dengan agama. Ini adalah pandangan orang sekular,” ujarnya.
Untuk itu, Gus Pur menasihati wisudawan untuk selalu sadar dan harus tetap istikamah, serta terus maju ke depan.
Memang lanjutnya konflik agama dan sains terus berlangsung. Ancaman sains terhadap agama sampai hari ini terus menguat dan direspons oleh semua agama, tak terkecuali Islam.
“Dan kalian adalah bagian dari barisan terdepan yang membela agama kalian, terhadap keluhuran sains,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni