Muhammadiyah Asembagus Gelar Shalat Idul Fitri di Dua Lokasi; Ini Pesan Khatib, Liputann Nurul Karimah Mursyidah
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Asembagus Situbondo Jawa Timur menggelar shalat Idul Fitri 1 Syawwal 1444 di dua tempat yaitu di Lapangan PG Asembagus dan halaman Masjid Mujahidin Perante, Jumat (21/4/2023).
Sebelum shalai dimulai, Ketua PCM Asembagus Mustafa mengumumkan beberapa hal. Di antaranya hasil kotak mal pada Idul Adha 1443 di Lapangan PG Asembagus sebanyak Rp. 5.232.000, dan hasil pengumpulan zakat fitrah 1444 PCM Asembagus sebanyak 3.559 kg beras yang telah diberikan kepada 1.186 fakir miskin dan yang berhak menerima zakat.
Bertindak sebagai imam dan khatib di Lapangan PG Asembagus adalah Dr KH Tohari SSy SThI MSI, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulonprogo.
Sedangkan di halaman Masjid Mujahidin Perante yang bertindak sebagai imam dan khatib adalah Dr Dhian Wahana Putra MPdI, Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan LPAIK Universitas Muhammadiyah Jember.
KH Tohari dalam khutbahnya mengajak jamaah agar saling menghargai perbedaan. Karena untuk menjadi bangsa yang besar kita harus saling menghargai dan menjaga kekompakan.
“Janganlah perbedaan jatuhnya 1 Syawal tahun ini dijadikan masalah di antara sesama Muslim, mari kita hargai dan hormati keputusan masing-masing individu,” pesannya.
Enam Pesan
Ada enam poin yang disampaikan Ustad Tohari dalam khutbahnya. Pertama, proses pendidikan dan pendisiplinan selama bulan Ramadhan hendaklah kita aktualisasikan dalam kehidupan nyata, yakni dalam kehidupan bersama keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga kita menjadi insan muttaqin. Sebagai insan muttaqin harus menjadi teladan yang terbaik, baik jiwanya, pikirannya dan tindakannya.
“Jadikanlah hari raya Idul Fitri ini sebagai momentum perekat ukhuwah serta usaha-usaha mewujudkan kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai agama hingga tercapai cita-cita Muhammadiyah yaitu menjadi khairu ummah, sebaik-baiknya umat,” tuturnya.
Kedua, jadikanlah puasa itu sinar penerang, pencerdas, dan perekat kebersamaan hidup dalam kebhinnekaan di negara ini. Jika ada perbedaan dalam kegiatan ibadah furu’iah atau khilafiah maka hendaklah dikedepankan saling toleransi dan menghargai dengan penuh kedewasaan dan lapang dada.
“Ketiga, hendaklah hari raya Idul Fitri dijadikan sebagai kekuatan rohaniah kolektif bagi warga untuk membawa Indonesia yang berkemajuan dalam segala aspek,” lanjutnya.
Keempat, dia menyampaikan bahwa tidak ada ketenangan kecuali mengingat Allah SWT. Dalam firman-Nya dikatakan maka ingatlah kepadaku maka niscaya aku akan ingat kepadamu.
“Suami yang kekuatan ingatannya kepada Allah baik maka akan menjadi suami yang baik.Istri yang sambungannya kepada Allah bagus akan menjadi istri yang shalihah. Anak yang sambungannya kepada Allah baik maka akan menjadi anak yang shalih dan shalihah. Sebaliknya jika suami atau istri yang jauh dari Allah maka kerusakan keluarga akan lebih mudah,” jelasnya.
Kelima, bakti anak kepada orangt ua hukumnya wajib. Jangan sampai karena kesibukan pekerjaan atau jabatan yang tinggi menghalangi kita berbakti kepada orang tua. Anak yang durhaka akan menjadi sumber kesengsaraan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Keenam, jadikanlah Idul Fitri sebagai momentum berbuat baik dengan tetangga. Dalam sabda Rasulullah SAWcdikatakan ada empat sumber kebahagiaan di dunia: Istri yang shalihah; tempat tinggal yang luas; tetangga yang shalih; dan undangan yang nyaman.
“Jadikan tetangga kita sebagai sarana kita menuju ke surga. Jika ada tetangga yang kurang baik hendaknya kita doakan agar terbuka hatinya dan menjadi baik,” Jelasnya.
“Semoga shalat Idul Fitri 1444 ini akan menjadikan umat dan bangsa ini mendapatkan keberkahan dan keridhoan Allah SWT,” tutupnya dilanjutkan dengan doa. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni