Pesan Khatib: Jangan Menjadi Ramadhaniyun; Penulis Ridwan Manan
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Dukuhtengah Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, melaksanakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 pada Jumat 21 April 2023 di jalan desa Dukuhtengah.
Ketua Panitia Achmad Haris MPdI mengatakan, “Kami memakai jalan desa yang ada di samping masjid ini karena belum ada tempat yang representatif dan pemerintah desa mengizinkan untuk di pakai.” Jalan desa Dukuhtengah merupakan jalan alternatif menuju bandara Juanda
“Alhamdulillah kami memakai jalan ini sudah tujuh tahun dan tidak ada masalah,” tambahnya.
Shalat Idul Fitri yang berlangsung pukul 06.15-06.50 ini dihadiri 1000-an jamaah. “Jamaah membludak. Jalan yang dipakai tidak menampung sampai masjid dua lantai penuh karena yang hadir tidak hanya warga Muhammadiyah, juga simpatisan warga perumahan di sekitar Dukuhtengah,” terang Ach Haris yang juga anggota Majlis Tabligh Pimpinan Daerahh Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo periode 2015-2022.
Jadilah Rabbaniyun, Bukan Ramadhaniyun
Sebagai imam dan khatib dr H Anwar Luthfi. Dokter dan dai yang berdomisili di Sumenep ini berpesan pada jamaah, “Finish ibadah bukan 1 Syawal, bukan hari raya, juga bukan akhir Ramadhan” tuturnya
Dia menegaskan, puasa sunnah tetap dianjurkan, shalat berjamaah tetap diperintahkan,membaca al-Quran dibiasakan, qiyamul lail tetap di kerjakan, sertya berdoa dan berdzikir menjadi kebutuhan
Dia mengutip al Hijr 99: “Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kematian.”
“Maka jadilah rabbaniyun, jangan jadi ramadhaniyun,” katanya
Menurutnya, rabbaniyun adalah orang yang terus beribadah pada bulan Ramadhan dan tetap semangat meskipun Ramadhan berakhir.
Sedangkan ramadhaniyun, mereka yang semangat ibadah di bulan Ramadhan. Setelah Ramadhat berahir kembali bermaksiat dan dosa.
Dia lalu mengutip perkataan ulama Basyr Al Hafi: “Sejelek-jelek kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah Ta’ala di bulan Ramadhan.” Jelasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni