Gelaran Musyawarah Daerah (Musyda) Pengurus Daerah Muhammadiyah Batu akan digelar pada Minggu, (14/02/2016). Musyawarah akan menghasilkan pemimpin Muhammadiyah Daerah Batu untuk periode 2016 – 2021. Gelaran ini diawali dengan rangkaian acara, yang dimulai pada Desember 2015 yaitu Rapat Pimpinan Daerah, yang memutuskan pelaksanaan Musyda.
Tsakis Rifai, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Batu, mengungkapkan Tema Musyda kali ini adalah Gerakan Pencerahan Menuju Batu Berkemajuan. Tema ini dilandasi semangat dari tema besar yang diusung Muhammadiyah dalam Mukatamar tahun lalu.
Sebelum memasuki hari Musyda, PDM Batu menggelar sebuah hajatan besar yaitu pagelaran budaya yang akan diikuti oleh 700 penari, dan musik. Dalam pentas seni yang akan menggabungkan seni modern dan tradisional tersebut, Muhammadiyah ingin menunjukkan keberadaannya yang selaras dengan kebudayaan Nasional. Pertunjukan akan dikemas secara kolosal mengambil judul Gumegah Sang Pencerah.
“Akan ada pertunjukan Drumelan, yaitu gabungan permainan drum band dan gamelan. Sebagai simbolisasi bertemunya seni tradisi dan modern. Hal ini untuk menepis anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa Muhammadiyah itu kurang dekat dengan budaya, terutama tradisi,” ungkap Tsalis dalam jumpa persnya di Apple Sun Batu pada Rabu, (10/02/2016).
Tsalis menjanjikan, pertunjukan yang disuguhkan dalam gelaran tersebut akan meninggalkan kesan mendalam bagi para penikmatnya. Berbagai seni tradisi, dan modern akan dikolaborasikan secara apik di Lapangan Arjuno. Sebuah pesan besar yang ingin disampaikan warga Muhammadiyah dalam gelaran ini adalah sebuah cerita epos tentang bangkitnya Muhammadiyah sebagai pencerah.
Kegiatan Musyda direncanakan akan dibuka oleh Walikota Batu, Eddy Rumpoko. Panitia Musyda sudah melakukan komunikasi dan silaturahim ke Walikota. Hasil dari silaturahim tersebut di antaranya adalah kesediaan Pak ER untuk membuka Musyda ke 4 nanti.
Selain akan memilih pemimpin baru untuk periode 5 tahun ke depan, PDM Kota Batu juga akan membahas beberapa isu penting dalam ajang Musyda. Satu di antaranya adalah isu penyelamatan lingkungan berbasis keimanan.
“Muhammadiyah Kota Batu, menggagas penyadaran lingkungan denga pendekatan teologi lingkungan. Kita akan berupaya melakukan penyadaran terhadap isu-isu lingkungan dengan membedahnya dari sisi imani, salah satunya dalam hal peribadatan,” imbuh Tsalis.
Untuk mendukung gerakan tersebut, PDM Kota Batu sedang menyusun rencana akan mengadakan sebuah gerakan nyata, yaitu gerakan satu hari tanpa plastik. Di samping isu-isu tersebut, yang menjadi perhatian dan keprihatinan Muhammadiyah adalah tentang Narkoba.
Proses pemilihan ketua PDM dimulai dengan penjaringan 11 nama dari masing-masing Panitia Pemilihan. Panitia Pemilihan (Panlih), dibentuk secara ad hoc oleh PDM yang terdiri dari 5 orang tokoh. Selanjutnya Panlih akan menjaring nama-nama yang diusung oleh masing-masing cabang dengan beberapa kriteria yang dipersyaratkan. Satu kriteria penting yang mutlak dan wajib adalah, calon bukanlah pengurus partai politik.
“Syarat tidak bolehnya pengurus Partai Politik masuk dalam bursa Ketua PDM Kota Batu adalah murni untuk menjaga netralitas Muhammadiyah,” ujar Tsalis.(sumber: sangpencerah.com)