Uniknya Lebaran para Penulis, Angpaunya Koleksi Buku; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh.
PWMU.CO – Kebahagiaan tampak jelas pada wajah keenam perwakilan kontributor PWMU.CO dari Mugeb Schools saat unjung-unjung—tradisi silaturahmi di kala Lebaran—ke kediaman Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO Mohammad Nurfatoni, Jumat (28/4/2023) siang.
Rombongan dikomandani Ketua Sinergi Jurnalistik dan Literasi Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik Ichwan Arif SS MHum. Mereka berangkat dari titik kumpul SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik pada pukul 13.30 WIB.
Mereka meliputi Novania Wulandari SS dari SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik, Arif dan Fitri Wulandari SS dari Spemdalas, Sayyidah Nuriyah SPsi dari SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, serta Anita Firlyando SS dan Waviq Amiqoh MPd dari SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik.
Meski momen Lebaran sebelumnya sudah pernah berkunjung ke rumah pemred di Menganti, Gresik; mereka masih belum hafal jalannya. Alhasil, mereka mengikuti arahan Google Maps yang telah Fatoni–sapaan akrab si pemred–bagikan kepada Arif menjelang shalat Jumat.
Setibanya sekitar pukul 14.00 WIB, Fatoni menyambut hangat para kontributor yang tinggal di sesama Kota Pudak itu. Dia langsung mempersilakan masuk ke ruang tengah rumahnya sambil tersenyum. Tak sendirian, sang istri Siti Rondiyah MPd dan anak kelimanya Zada Kanza Makhfiya Mohammad juga ikut menemui.
Suguhan Motivasi
Kami langsung dipersilakan duduk di ruang keluarga—bukan di ruang tamu. Ada tiga kursi panjang di ruang itu. Di bawahnya digelar dua karpet warna cokelat dan ungu.
Ruang tengah rumahnya sudah disulap sedemikian rupa sehingga kombinasi kursi kayu dan sofa yang tertata dengan pola L di sana cukup menampung rombongan. Berbagai obrolan akrab pun mengalir dalam tradisi silaturahmi tahunan itu.
Seperti sebelumnya, Fatoni mencoba memulai obrolan dengan mengingat satu per satu nama para kontributor yang ikut. Maklum, pertemuan mereka selama ini hampir seluruhnya terjalin melalui pesan WhatsApp saja.
Meski usianya sudah menginjak 54 tahun, ingatannya tak bisa diragukan. Fatoni sukses menebak seluruh kontributor yang pernah hadir ke rumahnya. Tak hanya itu, dia juga mampu mengingat kenangan liputan bersama masing-masing kontributor.
Berbagai obrolan pun mengalir. Fatoni, panggilan akrab Mohammad Nurfatoni, memberi motivasi pada para kontributor untuk berperan aktif pada pemberitaan kegiatan di luar sekolah.
“Jangan hanya menulis berita sekolah. Tapi jika Muhammadiyah (skala yang lebih luas: kabupaten atau provinsi, bahkan nasional) memanggil, maka sebaiknya ikut melibatkan diri,” katanya.
Menurutnya dengan itu, maka para kontributor akan mendapat pengalaman yang lebih dalam meliput kegiatan on the spot. “Kan kalau berita sekolah biasanya wawancara dengan WA. Kalau meliput kegiatan besar, beda lagi,” katanya, sambil menyebut momentum terdekat ada Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-12 Nasyiatul Aisyiyah (NA) di Gresik yang perlu diliput.
Tak hanya itu, Fatoni juga mendorong mereka Kembali menulis opini. Terutama hal yang kini masih hangat dibahas seperti ujaran kebencian oknum BRIN kepada warga Muhammadiyah. “Menulis opini kan lebih gampang ya, nggak pakai wawancara, dari pemikiran sendiri,” kata bapak lima anak ini.
Firly–sapaan akrab Anita Firlyando–pun curhat, “Justru karena pakai pemikiran sendiri itu jadi rasanya kurang pede.” Para kontributor di sampingnya kompak mengangguk dan mengiyakan.
Menanggapi hal ini, Fatoni menekankan PWMU.CO tidak ketat memandang latar kontributor yang menyerahkan tulisan opini. Seperti Jawa Pos yang pernah memuat opininya meski tidak sejalan dengan latarnya lulusan Pendidikan Biologi.
“Karena ini bisa jadi latihan ya, belajar supaya nanti bisa menembus media besar seperti Jawa Pos dan Kompas,” imbuhnya. Pria kelahiran Lamongan, itu juga memotivasi, “Rajinlah menulis karena selalu ada manfaatnya!”
Nikmati Ketupat Nenek
Usai semangat dan optimisme menulis opini mereka meningkat berkat suguhan motivasi itu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.17 WIB. Fatoni lantas mempersilakan mereka menikmati sajian yang telah istrinya siapkan.
“Ada kare ayam kampung, ketupat sayur, lodeh manisa, kerupuk, peyek, dan es buah,” terang Rondiyah. Dia mempersilakan kontributor memilih sendiri menu yang mereka inginkan.
“Kupatnya dibuatkan nenek, kare ayam dan lodeh manisanya buatan sendiri (istri),” tambah Fatoni. Nenek yang dia maksud adalah wali murid istrinya yang rajin memberi keluarga mereka. Intip selengkapnya tentang kebaikan nenek di sini: Nenek yang Tak Lelah Memberi
Karena kelezatan masakan Rondiyah, para kontributor ini tampak lahap menyantap menu makan siang mereka. Selain aneka masakan, Rondiyah juga menyuguhkan berbagai macam potongan aneka buah siap makan dan beragam toples kue kering di meja yang lain.
Fatoni pun mengapresiasi istrinya yang selama ini selalu mendukungnya menjalankan peran sebagai pemred yang perlu terus mengedit setiap saat. Rondiyalah yang selalu menyajikan kudapan di kala Fatoni masih lanjut mengedit di rumah sepulangnya dari kantornya di Cakrawala Print.
Bonus Buku Koleksi
Tak lama, pukul 15.40 WIB ketika mereka mau pamitan, Fatoni tiba-tiba memberi kejutan hadiah spesial. Dia beranjak dari kursinya menuju lemari berisi tumpukan buku koleksinya.
Fatoni ambil tiga buku lalu dia serahkan ke Arif, “Ini bagaimana caranya Mas Arif bagi yang adil ya!” Dia lalu menghitung jumlah kontributor yang hadir. Setelahnya Fatoni tak langsung duduk. Dia kembali ke lemari buku yang penuh sesak oleh buku. Dia lalu mengambil lagi beberapa buku menyesuaikan jumlah kontributor yang hadir.
Fatoni ingin mengamalkan ajaran ayahanda tercinta Ahmad Thohir (almarhum) agar buku-buku koleksinya dapat bermanfaat. “Takut bukunya banyak tapi ilmunya gak bisa diamalkan,” ungkapnya.
Arif pun membagikan buku-buku itu dengan melontarkan kuis ke rekan-rekannya. Setelah semua mendapat satu buku, tersisa satu buku terakhir di genggamannya berjudul Buya Hamka yang masih bersegel baru. Buku incarannya itu dia pilih untuk diresensi.
Fatoni punya koleksi dua buah buku itu. “Saya dan istri dapat buku ini saat menyaksikan gala premiere film Buya Hamka,” kata dia. Menurutnya, inilah enaknya penulis, bisa nonton film lebih dulu karena ‘diundang’ sebagai penulis—yang akhirnya menulis sinopsis film.
Sayyidah yang saat itu menerima buku Rihlah Peradaban pun spontan melontarkan keinginan terpendamnya untuk membaca buku karya sang pemred. Judulnya Tuhan yang Terpenjara. Maksud hatinya ingin tukar dengan buku itu ternyata justru berakhir dengan sang pemred berbaik hati membagikan bukunya kepada seluruh kontributor yang hadir. Alhasil mereka pulang dengan mengantongi ‘angpau’ berupa dua buku koleksi Fatoni.
Sementara itu Fitri Wulandari mendapat novel Tere Liye. “Ini baru saya beli, belum saya buka bungkusnya. Fatoni mengatakan buku berjudul Tanah para Bandit itu merupakan empat buku bertema politik karya Tere Liye. Yakni Pulang, Negeri di Ujung Tanduk, dan Negeri para Bedebah.
Kepada Anita Firlyando yang kebagian buku terbaru karya Nur Cholis Huda Senyummu Senyumku Juga, Fatoni mengatakan, “Buku ini saya yang ngedit. Ibu Firly bisa belajar dari Pak Nur bagaimana menulis kolom yang ringan tapi enak dibaca dan penuh makna.”
Mengomentari buku 29 Juz Harga Wanita yang didapat Novania Wulandari, Fatoni menjelaskan, buku tersebut karya kawannya, Ma’mun Affany, yang dulu sama-sama aktif di Yayasan Bina Qalam. “Beliau penulis novel, sudah ada 11 judul novel yang ditulis dan dipasarkan secara indi, terutama di pondok-pondok pesantren. Ini juga bisa jadi inspirasi,” kata dia.
Waviq Amiqoh yang lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor mendapat buku Ranah 3 Warna karya A. Fuadi yang kebetulan juga lulusan Gontor. “Wah pas, sama-sama alumni Gontor,” kata Fatoni. Di lemari bukunya, ternyata ada tiga buah buku berjudul itu.
Fatoni pun sempat memamerkan buku Partai Islam di Pentas Nasional karya Deliar Noor terbitan Grafiti Pers. “Kalau ini tidak saya bagikan, karena buku langka,” katanya.
Usai mendapat angpau buku kami pun pamit. Tak lupa kami berfoto Bersama yang dipotret oleh anak ketiga Fatoni yakni Aqil Rausanfikr Mohammad. (*)