Tugu, Udang, dan Bandeng: Di Balik Logo Musyda Ke-12 Aisyiyah Sidoarjo; Liputan Kontributor PWMU.CO Darul Setiawan.
PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo akan digelar di Hotel Grand Whiz, Trawas, Mojokerto, Sabtu-Ahad (6-7/5/23).
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo Siti Zubaidah Syafi’I menyampaikan, Musyda Aisyiyah akan diikuti 18 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan perwakilan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA).
“Ada sejumlah 18 cabang dan 151 ranting Aisyiyah di Sidarjo. Nanti ada 88 utusan yang menjadi anggota Musyda ditambah 7 orang dari Pimpinan Harian (PH) dan 8 orang utusan majelis/lembaga. Jadi total anggota Musyda ada 103 orang,” jelasnya.
Sementara untuk peserta Musyda Aisyiyah Sidoarjo berjumlah 41 orang, yang terdiri dari anggota majelis PDA, Nasyiatul Aisyiyah hingga HW daerah.
Menurut Zubaidah, ada perbedaan terkait jumlah utusan antara Musyda Aisyiyah dan Muhammadiyah. “Makan tidak heran jika di Muhammadiyah pemilihnya buanyak. Lagian di Aisyiyah tidak bisa PRA yang tiba-tiba berdiri terus diikutkan Musyda,” tuturnya.
Filosofi Logo
Zubby—panggilannya—juga menyampaikan, “Perempuan Berkemajuan, Mencerahkan Peradaban Bangsa” dipilih dalam tema Musyda Ke-12 Aisyiyah Sidoarjo. “Adapun untuk logo angka 12 terdiri dari unsur Tugu Alun-Alun Sidoarjo serta udang dan bandeng,” jelasnya.
Filosofi logo, dijelaskan Zubby, yakni Tugu Alun-Alun Sidoarjo yang merupakan simbol atau identitas keberadaan kita sebagai warga Sidoarjo, yang akan terus bersinergi dengan pemerintahan Kabupaten Sidoarjo.
“Kenapa tugu, kalau kita lihat tugu merupakan simbol yang kuat dan kokoh, harapanyaa Aisyiyah Sidoarjo semakin solid dan kokoh dalam melakukan perjuangan di Aisyiyah,” terangnya.
Meskipun, lanjutnya, terpaan angin dan badai yang mengguncang, Aisyiyah Sidoarjo harus tegak lurus seperti tugu yang mampu menahan apapun.
Zubby kemudian menerangkan logo bandeng dan udang. Keduanya, kata dia adalah simbol mata pencaharian warga Sidoarjo, di mana jihad ekonomi harus kita tancapkan dan kuatkan.
“Tujuannya, agar warga Persyarikatan kita, khususnya Aisyiyah mampu mandiri dalam segi ekonomi, sehingga mampu mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Kuat agamanya dan kuat ekonominya,” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.