PWMU.CO– Mendag Zulkifli Hasan meresmikan Outlet Mizan Mart di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren al-Mizan Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (6/5/2023).
Dalam sambutannya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan,”Saya disebut di mana-mana, bahkan Presiden Joko Widodo ketika mengangkat saya menjadi menteri perdagangan, mengatakan menteri perdagangan itu cocoknya kader Muhammadiyah.”
Hadir di Pondok Pesantren al-Mizan ini anggota DPR RI Prof Zainuddin Maliki, Bupati Lamongan Dr H Yuhronur Efendi MBA, Wakil Bupati Lamongan Drs KH Abdul Rouf MAg, Sekretaris Daerah (Sekda) Lamongan Drs Mohammad Nalikan MM, dan Ketua PDM Lamongan Drs H Shodikin MPd beserta jajarannya, dan seluruh Ortom.
Di awal sambutan peresmian Mizan Mart, Mendag Zulkifli Hasan memuji Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. ”Bupati Lamongan megilan dan alhamdulillah Prof Zainuddin Maliki, ini wakilnya Lamongan dan Gresik, terkhusus wakilnya persyarikatan Muhammadiyah.”
Dia ucapkan terima kasih kepada warga Muhammadiyah Jawa Timur. Dia terbantu sekali, karena ada Prof Zainuddin Maliki.
Menurut dia, partai politik tidak akan mampu menciptakan seperti Prof Zainuddin Maliki. Ini baru mempunyai satu Prof Zainudidin Maliki. ”Saya bolak-balik minta kepada Persyarikatan sepuluh kader,” ujarnya.
”Kalau kita mempunyai sepuluh seperti Prof Zainuddin Maliki, maka yang lain akan kalah walupun 10 lawan 570. Kita akan tetap mendominasi,” ujarnya, disambut tepuk tangan undangan.
Tapi sayangnya, ujar dia, cuma ada satu, kemarin hampir berhasil yaitu Prof Suyatno (Bendahara PP Muhammadiyah 2015-2020), namun qodarullah telah dipanggil oleh Allah swt.
Alhamdulillah, kata Zulkifli Hasan, Prof Zainuddin ini di DPR mendapat gelar Mahkamah Kehormatan Dewan, karena telah berhasil mengangkat DPR yang terpuruk menjadi sedikit ada kehormatannya. Itu perlu kerja bersih dan berintegritas. Itulah Prof Zainuddin Maliki.
”Muhammadiyah itu semuanya jadi pelopor di berbagai bidang. Mulai dari kita merdeka, peran Muhammadiyah tidak mungkin bisa dihapus dan dihilangkan, itu mustahil,” katanya.
Mulai dari tahun 1905, lahir al-Irsyad oleh Ahmad Surkati, Sarikat Dagang Islam, kemudian lahir Muhammadiyah, tahun 1912. Sampai Indonesia Merdeka Mr Kasman Singodimedjo, Prof A. Kahar Muzakkir, Ki Bagus Hadikusumo merumuskan Undang-undang 1945 dan Pancasila.
”Jadi kader Muhammadiyah berperan terus untuk mengispirasi negeri ini, mulai dari bagaimana musyawarah mufakat perwakilan seperti sila keempat. Juga menjadi pelopor di dunia pendidikan dan kesehatan,” tandasnya.
Pelopori Ekonomi
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, dulu sebelum saya menjadi menteri, Indonesia ini ekonominya belum kuat. Oleh karena itu dia kaget kenapa tiba-tiba dijadikan menteri perdagangan.
”Oleh karena itu saya mengajak Prof Zainuddin dan seluruh PDM dan PDA seluruh Indonesia bersama-sama memajukan ekonomi Indonesia,” ajaknya.
Semoga Muhammadiyah bisa terus melopori. Kalau bisa memelopri, maka Muhammadiyah seperti menjadi tuan di negerinya sendiri.
”Bidang ekonomi dulu mengalami banyak kesenjangan dan ketidaksetaraan. Maka kita harus mengubah masyarakat kita,” ujarnya.
Kemudian Zulkifli Hasan menceritakan ketika kecil selama enam tahun disuruh bantu ibunya untuk jualan di toko. ”Karena dulu ibu saya punya warung dan saya disuruh jual,” katanya.
”Alhamdulillah pengalaman itulah menjadi berguna sampai hari ini, yaitu dengan mental enterprenuer dan jiwa wirausaha,” katanya.
Kata Zulkifli, kalau kita ingin membangkitkan ekonomi umat, maka dimulai dari warung, kemudian dikembangkan menjadi supermarket, kemudian menjadi grosir, kemudian menjadi pabrik, bahkan logistik.
Dia mengajak Muhammadiyah menjadi pelopor. Karena kesehatan dan pendidikan sudah menjadi pelopor. Sekarang Muhammadiyah memelopori gerakan ekonomi, maka lima tahun ke depan hasilnya akan kelihatan bagi anak-anak negeri ini.
Kemudian dia menambahkan, sebagai kader Muhammadiyah jangan sampai gagal, jika gagal maka akan malu. ”Sejak saya menjabat, alhamdulillah harga mulai stabil, bahkan kemarin Natal dan hari raya tidak ada ibu-ibu yang protes.”
”Banyak orang yang tanya kok bisa seperti itu, maka siapa dulu, yaitu warga Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya sambil tersenyum.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto