PWMU.CO – PDA Kota Probolinggo riyoyoan (berlebaran) dengan menonton film Buya Hamka sambil halalbihalal di Gedung Bioskop Wijaya Kusuma, Ahad (7/5/2023).
Awal mulanya Ketua Majelis Tabligh Nadhifah mengirim postingan foto sedang menonton film bersama putranya di grup WhatsApp PDA, pada 26 April. Tak ayal anggota grup saling menimpali betapa ingin mereka melihat kisah Buya Hamka.
KM Inawati SPd, anggota Majelis Kesejahteraan Sosial langsung gercep (gerak cepat) menindaklanjuti keinginan ibu-ibu Aisyiyah. ”Saya coba nanti sore mencari informasi ke CGV Wijaya Kusuma,”menjawab pertanyaan anggota grup.
Ketua PDA Kota Probolinggo Dra Romiyati Msi sigap menanggapi keriuhan percakapan grup WhatsApp. “Monggo ibu-ibu silakan dikoorninasikan. Majelis Kesos atau bisa Lembaga Kebudayaan,”ujarnya merestui.
Didapatkan informasi dari gedung bioskop bahwa booking gedung harus ada pemberitahuan sepekan sebelumnya. Dibentuklah tim kecil untuk menangani acara nonton bareng ini dikomandani Lembaga Kebudayaan.
Dwi Agustina SPd segera mendata peserta mulai dari PDA sampai PRA. Guru dan karyawan 12 lembaga Amal Usaha Aisyiyah. Alhasil sebanyak 132 orang sangat antusias ingin menyaksikan film ini. Di antaranya tujuh laki-laki termasuk mantan Ketua PDM Kota Probolinggo Drs Masfu’ MSi.
”Kapan ya jadwal nontonnya,” ujar Mursida Isnaini dengan emoticon tertawa.
“Sabar,” jawab Bu Katrin
Tepat hari Ahad (7/5/2023) semua berkumpul dan berhalalbihalal di depan gedung bioskop saling bersalaman dan berpelukan seraya berucap: taqabbalallahu minna wa minkum. Bersahutan mereka berucap taqabbal ya kariim sambil menawarkan kue yang dibawa dari rumah. Ada kue kering dan jajanan tradisional.
Buya Hamka Menginpirasi
Backdrop layar bertuliskan Selamat Datang Keluarga Besar Aisyiyah Kota Probolinggo Selamat Bergabung dalam Acara Nonton Bareng Buya Hamka CGV Wijaya Kusuma menyambut penonton mencari tempat duduknya.
”Saya pingin tahu cerita Buya Hamka, penasaran sekali dengan film ini. Hikmah cerita ini bagus buat kita,” ujar Sulistyowati SPd guru Paud Mentari. Senang bisa berkumpul dengan teman sambil silaturrahim.
Lampu dimatikan film segera diputar. Beberapa menit kemudian tampak adegan seorang bapak yang ingin putrinya bernama Ola dinikahi oleh Buya Hamka. Kontan seluruh penonton merespon adegan tersebut dengan kalimat thayyibah: astaghfirullah.
Bu Tina, sapaan akrab Dwi Agustina SPd terkesan dengan dua adegan Buya Hamka yang berkata: Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi.Namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri.
”Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja kera juga bekerja.”
”Saya merasa tersindir. Kita bekerja di persyarikatan tetapi tidak benar-benar menjadi Aisyiyah dan Muhammadiyah,” ungkapnya prihatin.
”Film yang sangat inspiratif, kental dengan nilai-nilai religi tentang kehidupan dalam keluarga dan berorganisasi. Perjuangan menegakkan kebenaran dan penanaman akidah. Perlu ditonton khususnya warga persyarikatan,” komantar Drs Masfu’MSi.
Anom Prayodhia Sanwasi SAb, Cinema Manager CGV Wijaya Kusuma, senang bisa bekerja sama dengan Aisyiyah. ”Semoga kerja sama ini bisa berlanjut ke depan lebih baik,” ujarnya berjanji akan menginformasikan film Buya Hamka Volume II dan III.
Penulis Izza El Mila Editor Sugeng Purwanto