Demam Nobar Film Buya Hamka Tulari Aisyiyah Cabang Dau, liputan kontributor PWMU.CO Malang Nurul Hidayah
PWMU.CO – Film Buya Hamka yang sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia memantik antusiasme warga persyarikatan untuk menonton bareng atau yang lebih ngetrend dengan istilah Nobar.
Tak terkecuali warga Aisyiyah Kecamatan Dau Kabupaten Malang juga tak ketinggalan mengadakan Nobar. Keriuhan persiapan Nobar
“Ayo kapan, Bu?” rata-rata tulisan anggota grup WA Aisyiyah Dau.
“Kalau ada yang mau nonton, saya mau juga,” tulis Majelis Ekonomi PCA Dau Nur Hidayah Saiman.
Berusaha membakar semangat ibu-ibu, Majelis Kesehatan PCA Bu Iis dari Dau menyampaikan sebagai warga Muhammadiyah Aisyiyah wajib mirsani.
“Ya karena film ini berkisah tentang pengurus Muhammadiyah, wartawan, sastrawan, dan pejuang kemerdekaan.”
“Ayo di-list,” ajak Bendahara PCA Dau Husnul.
Keriuhan persiapan Nobar di grup WA Aisyiyah Dau beberapa hari ini, akhirnya teredam dengan terlaksananya Nobar pada Selasa (9/5/2023) di Movimax Mall Dinoyo Malang pukul 13.15 dengan Koordinator Nobar Sekretaris PCA Dau Nurul Aziziah.
Bermental Baja
Film yang disutradarai Fajar Bustomi ini mengisahkan sosok teladan dan tokoh besar warga Muhammadiyah khususnya dan Bangsa Indonesia umumnya.
“Diperankan dengan apik oleh Vino G Bastian sebagai Buya Hamka dan Laudya Cynthia Bella sebagai Siti Raham, film ini mampu menghipnotis ibu-ibu peserta Nobar untuk menyaksikan adegan demi adegan yang tersaji,” ujar Ketua PCA Dau Rurun.
Sebagai isteri dari pejuang Muhammadiyah, sambungnya, harus mempunyai mental baja, kemandirian dan kecerdasan yang mumpuni guna mendukung perjuangan dalam persyarikatan. “Untuk itulah berkhidmat melalui Aisyiyah adalah jalannya,” paparnya.
“Kalau hidup sekadar hidup babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja kera juga bekerja,” kutipnya dari salah satu penggalan dialog ikonik dalam film Buya Hamka.
Menanti Volume II dan III
Sekretaris PCA Dau Nurul Aziziah menyampaikan kesan mendalamnya setelah menonton Bersama. “Puas banget, seru, terharu, keren. Begitu gigihnya memajukan organisasi Muhammadiyah. Pendekatan dengan pihak Jepang yang berakibatkan diturunkan dari jabatan pengurus Muhammadiyah menjadi renungan tersendiri bagi saya,” tutur.
Dia menuturkan, tadi kita baru nonton volume 1 tapi sudah meneteskan air mata. Terharu dengan kisah perjuangan Hamka.
“Setelah nonton, ibu-ibu sangat penasaran dengan volume selanjutnya. Kami siap menanti dan mengadakan Nobar untuk volume II dan III,” ujarnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.