Harapan AMM untuk PCM-PCA Brondong Ke Depan. Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Cabang Brondong Lamongan Jawa Timur menggelar acara Ngobrol Santai Pra-Musycab untuk mendiskusikan dinamika Muhammadiyah di Cabang Brondong, Rabu (10/5/2023).
Kegiatan ini digelar dalam rangka membahas evaluasi kinerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Brondong periode sekarang, membincang kriteria PCM-PCA ke depan, serta rekomendasi untuk PCM dan PCA yang akan melangsungkan Musyawarah Cabang (Musycab) Ke-9 besok Ahad, (14/5/2023).
Hadir Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong Arika Karim SHI, Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Brondong Wasis Budiono SPd, Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Brondong Abdurrasyid Rabbani, perwakilan Tapak Suci (TS) Andi Wijaya dan perwakilan Hizbul Wathan (HW) Faiq Al Wafi.
Tiga Poin Evaluasi PCNA Brondong
Mengawali diskusi, Arika Karim menyampaikan, terkait evaluasi untuk PCM dan PCA, sebenarnya hal yang paling penting dilakukan adalah mengevaluasi diri kita sendiri, apakah kita sudah sesuai dalam mendakwahkan agama Islam, sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana tujuan Muhammadiyah?
“Namun tadi saya sempat WA di grup PCNA Brondong, kemudian ada titipan dari teman-teman kader, bahwa evaluasi yang pertama terkait dengan keaktifan 9 personalia PCM di masa jabatan 2015-2022 ini. Ternyata 9 personalia PCM tidak semuanya aktif. Sehingga mungkin ke depannya agar lebih diaktifkan lagi,” tutur Arika.
Evaluasi kedua, menurutnya, dalam memasuki tahun politik, menurutnya PCM perlu menjaga jarak dengan partai politik, karena beberapa pengalaman, hal itu mampu merenggangkan ukhuwah yang sudah terbangun.
“Kalau saya pribadi, terkait dengan evaluasi, perlunya PCM dan PCA mengurusi kekuatan kader atau kaderisasi. Karena hal ini masih menjadi PR besar bagi kita. Bukankah kita (AMM) ini menjadi jembatan awal di mana Muhammadiyah sukses, Aisyiyah sukses, itu juga berawal dari kita,” katanya.
Torehan Prestasi PCM Brondong dan Harapan AMM
Sementara itu, Ketua PCPM Brondong, Wasis Budiono mengatakan, sejak mengawali kepemimpinan, PCM Brondong telah menorehkan berbagai prestasi di antaranya membebaskan tanah halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) dan membangun lantai 2.
“Selain itu, kaderisasi juga sudah berjalan, meskipun yang kuat adalah perkaderan secara kultural. Yakni dengan melibatkan Ortom dalam kegiatan penghimpunan zakat fitrah, kurban, dan lain-lain,” ucapnya.
Terkait dengan menjaga jarak dengan partai politik, menurut Wasis, selama ini masih belum ada kedewasaan dalam berpikir bagi beberapa personalia di PCM. Selain itu, Wasis menyoroti tentang pengajian bulanan yang macet sehingga perlu untuk diaktifkan lagi.
“Sepanjang pengetahuan saya, ayahanda ini belum mampu menjadi teladan kita di poin politik. Padahal kalau memang kita ini sudah dewasa, maka sudah selayaknya memberikan contoh kepada anak-anak muda. Menurut saya hak pilih dan politik itu sudah semestinya kembali ke personal,” ucapnya.
Sedangkan Ketua PC IPM Brondong Abdurrasyid Rabbani mengaku, belum bisa memberikan banyak kritik maupun evaluasi, karena ia merasa belum tahu sepenuhnya kinerja PCM dan PCA Brondong.
“Hanya saja, kalau kita merasakan dari teman-teman IPM, tentu yang kita harapkan adalah yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. Kita juga berharap agar diperkuat proses kaderisasi, karena kalau kita berbicara tentang organisasi maka perlu adanya regenerasi,” ucapnya.
Rasyid juga menyoroti, perlu adanya kerja sama dari Majelis Dikdasmen PCM Brondong untuk menggerakkan lembaga Amal Usaha Muhammadiyah agar siswa-siswinya terlibat aktif di IPM.
Sementara itu, perwakilan dari Tapak Suci, Andi Wijaya mengatakan, PCM perlu banyak melibatkan kader Tapak Suci maupun Ortom yang lain dalam kegiatan-kegiatan baik itu Musycab maupun event-event lainnya.
Niat Baik dalam Mendakwahkan Muhammadiyah
Sedangkan Faiq Al Wafi memberikan pandangan, PCM dan PCA ke depan perlu diisi oleh orang-orang yang memiliki niat baik dalam mendakwahkan Muhammadiyah.
“Pertama niatnya bener, kemudian ibadahnya juga benar, lalu harus pintar menguasai masalah dan menyelesaikan masalah, jangan sampai seorang pimpinan itu malah membuat masalah,” tandasnya.
Dia juga berharap agar Musyawarah Cabang (Musycab) ke-9 Muhammadiyah dan Aisyiyah Brondong berjalan lancar dan memberikan manfaat.
“Musyawarah itu kan ibarat kita mengambil madu, untuk memperoleh madu yang manis perlu mengatasi lebah-lebah yang menyengat. Nah madu itu bermanfaat, sehingga harapannya ketika kita nanti bermusyawarah, hal itu harus bermanfaat bagi masyarakat, bukan malah menjadi permusuhan,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto