Muhammadiyah di Pemilu 2024: Jangan Taruh Telur di Satu Keranjang; Liputan M Yazit Nurkhafidhi
PWMU.CO – Memasuki tahun politik, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Prof Dr Biyanto MAg menyatakan kebanggaannya kalau ada kader-kader Muhammadiyah yang punya talenta politik atau berjihad di dunia politik, karena Muhammadiyah sangat butuh kader atau aktivis Persyarikatan yang punya talenta politik kemudian menyiapkan dirinya untuk berjihad politik.
“Bapak Ibu kalau ada kader atau aktivis perserikatan yang seperti itu mari kita dukung ya,” tandasnya.
Biyanto menyampaikan hal itu dalam Pengajian Pramusycab XI Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Manyar yang digelar di Masjid At Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik, Ahad (14/5/2023).
“Di pemilu tahun 2024, perbedaan pendapat itu biasa saja. Yang tidak boleh terjadi perbedaan pendapatan. Dalam ilmu politik, ilmu penjumlahan, perkalian, pengurangan itu baik-baik saja. Tapi kalau sudah masuk pembagian atau sharing menjadi gontok-gontokan,” sindirnya.
“Sekarang kalau kita lihat partai-partai Islam idealismenya bisa dikatakan sudah tidak jelas. Yang dilakukan sharing adalah saya mau dukung lalu saya dapat apa? Anda jual saya beli atau saya beli apa yang Anda jual? Karena politik sangat transaksional. Sejarah perjuangan politik masa lalu seperti yang telah dilakukan Pak Natsir bersama teman-temannya sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, bahwa politik itu merupakan instrumen yang sangat penting dalam berdakwah. Maka dia berharap kader-kader Muhammadiyah bisa berjuang lewat jalur politik karena sangat penting dan luar biasa.
“Bagian dari diaspora politik, kita penting menerapkan filosofi yang mengajarkan untuk menaruh telur di keranjang berbeda. Karena apabila ditaruh di satu keranjang dan jatuh, maka semua telur akan pecah. Yang penting diaspora politik itu dilakukan secara cermat dan terukur,” katanya.
Biyanto juga berpesan agar kader-kader Muhammadiyah yang berjuang lewat partai A, partai B, partai C, partai D, dan seterusnya, kalau mereka jadi anggota dewan maka sesuai pesan KH Ahmad Dahlan: jadi apa pun maka harus kembali ke rumah besar Muhammadiyah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni