Siswa Spemdalas Latih Skill Bahasa Inggris di Edu Cultural Trip, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Fitri Wulandari
PWMU.CO – Hari kedua Edu Cultural Trip (ECT) Goes to Yogyakarta Pusat Bahasa Spemdalas (PBS), siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur mengikuti outbound, Selasa (16/5/2023).
Berlokasi di Asram Edupark Sleman seluruh peserta berbaris rapi membentuk 10 kelompok yang terdiri atas 13-14 siswa dan putri.
Ketua ECT Sumi’ah SPd menyampaikan, outbond terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pukul 08.15-11.15. Setelah ishoma, sesi kedua pada pukul 13.00-14.00.
“Pada sesi 1 kelompok harus menyelesaikan 5 pos dengan tantangan masing-masing secara bergilir, terang pengajar mata pelajaran bahasa Inggris ini. Suara nyaring sirine penanda outbond dimulai. Tiap pos diisi 2 kelompok untuk menyelesaikan tantangan.”
Di pos 1 Ball Relay, ini disediakan 2 kotak berisi bola-bola plastik yang sudah ditempeli huruf. Tantangan yang diberikan adalah menjawab 4 pertanyaan dalam bahasa Inggris. Jawaban pertanyaan disusun dari kumpulan bola.
Bola-bola itu kemudian dipindahkan menggunakan kertas dari garis start ke garis finish. Kelompok yang dapat memindahkan bola-bola jawaban dengan cepat dan tepat layak mendapatkan 2 bintang.
Berikutnya ada Singing Claw Machine. Kompetisi di pos ini juga diikuti 2 kelompok. Pada awal kegiatan, peserta didengarkan sebuah lagu berbahasa inggris. Tantangan yang diberikan untuk tiap kelompok adalah menyusun kata yang berupa lirik kalimat.
Kata-kata tersebut telah ditulis di tumpukan gelas. Tantangan kian menarik saat tiap krlompok harus bekerja sama untuk mengambil gelas-gelas dalam tumpukannya untuk disusun menggunakan karet gelang yang ditarik benang oleh anggota tim. Kelompok yang paling trpat dan cepat dalam menyusun lirik lagu berhak mendapat 2 bintang, sedangkan yang lain mendapat 1 bintang.
Berikutnya, di pos The Blindfolded One, tiap kelompok membagi peran sebagai 1 orang ketua, 3 orang pengganggu, dan pemain. Tantangan yang diberikan adalah memasangkan gambar anggota tubuh dengan mata tertutup.
Tantangan ini dilakukan oleh pemain yang harus berjalan dari garis start dengan mata tertutup dengan panduan leader. Di garis finis sudah diletakkan gambar wajah. Pemain harus mengambil bagian wajah dan menempelkannya dengan tepat. Namun, ada 3 orang pengganggu yang dapat membuat memecah konsentrasi pemain dari petunjuk ketua.
Berikutnya, ada Break the Code. Di pos ini peserta dikenalkan dengan sandi. Dengan sandi tersebut, anggota kelompok dapat memecahkan sebuah kata. Kelompok yang mendapat 2 bintang adalah yang mampu menyelesaikan 4 sandi dengan cepat dan tepat.
Pada String Roll Relay, disediakan gulungan kertas yang sudah dilengkapi dengan kata berbahasa Inggris. Tantangan yang diberikan adalah memindahkan gulungan tersebut secara estafet melewati 3 titik yang ditentukan.
Dari garis start, mereka harus berlari mundur menuju titik 1, jalan jongkok menuju titik 2, dan goyang kepiting menuju titik 3. Sampai di titik ini ada 3 anggota kelompok yang siap mengambil gulungan tersebut untuk disusun menjadi kalimat.
Estafet terus berlanjut hingga semua gulungan kertas berhasil dipindahkan. Keseruan outbond selesai di sesi saat sirine panjang dibunyikan petanda waktu ishoma. Semua leserta segera menuju gazebo untuk makan siang bersama.
Melatih Skill Bahasa Inggris
Sumi’ah menjelaskan, sesi dua diawali dengan berbaris membanjar semua peserta dalam kelompoknya. Setelah breafing dari pemandu, 2 kelompok segera berpencar menuju pos yang ditentukan untuk menyelesaikan tantangan.
“Sama dengan sesi 1, pada sesi 2 ini juga terdapat 5 pos yang harus peserta outbond selesaikan.”
Pada permainan, Be a Builder di pos 1, tiap kelompok memilih 3 wakilnya yang berperan sebagai arsitek. Arsitek inilah yang akan memberi perintah kepada peserta lain untuk membentuk sebuah bangunan dari lego.
Menggunakan instruksi bahasa Inggris, arsitek harus memastkan bangunan yang dibuat sesuai dengan bentuk dan warna yang ditentukan.
Pada pos Memory Game, peserta akan ditunjukan 8 pasang kartu. Pasangan tersebut akan diacak sesemikian rupa. Tantangannya adalah harus mampu menebak pasangan kartu tersebut dengab sesuai.
Pada Tell to Sell, peserta mendapat tantangan untuk mempromosikan sebuah produk. Pemandu menyiapkan gambar sebuah produk. Kemudian kelompok saling berkoordinasi untuk menyusun kalimat deskrupsi dalam bahasa Inggris yang bertujuan menawarkan produk tersebut.
Di pos Word Seeker, kelompok diberikan pemandu kertas yang berisi tabel yangberisi huruf secara acak. Tantangan yang diberikan adalah menemukan kata-kata yang tersebut.
Make a Story, di pos ini tantangan yang diberikan adalah menyusun narasi dalam bahasa inggris dalam waktu 3 menit. Tema narasi bebas, namun harus ada beberapa kata yang masuk dalam narasi tersebut.
Wajah sumringah nampak jelas saat sesi awarding. Seluruh kelompok mengumpulkan bintang yang telah diperoleh dari 10 pos yang dilalui.
Diwawancarai setelah kegiatan siswa kelas IX ICP Fahmi Ilyas menyampaikan outbond ini membuatnya semakin mengasah ketrampilan bahasa inggrisnya. “Karena semua instruksinya dalam bahasa Inggris, sehingga timework kami berkoordinasi dengan baik,” tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan Ruhimatul Raja. Siswa kelas IX D ini memberikan kesan walaupun cuaca panas, tetapi kegiatan ini asyik dan kompetitif,” jelasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Sugeng Purwanto.