PWMU.CO – Kepercayaan masyarakat pada Udi Hartoko, Kepala Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, memang sangat tinggi. Maju dalam pemilihan kepala desa untuk kali kedua, Ahad, (30/4), Udi terpilih kembali untuk memimpin desa yang kini menjadi salah satu destinasi wisata Jawa Timur.
Kepercayaan yang besar itu sebenarnya justru nyaris menghambat aktivis Muhammadiyah itu untuk maju dalam pemilihan. Pasalnya, tidak ada yang ‘berani’ maju menjadi lawan tanding. Sehingga Udi menjadi satu-satunya bakal calon. Padahal, menurut peraturan teranyar, dalam pemilihan kepala desa tidak boleh lagi ada ‘bumbung kosong’ alias hanya ada satu calon.
(Baca: Kepala Desa yang Aktivis Muhammadiyah Ini Berhasil Sulap Desa Pujon Kidul Jadi Wisata Edukasi dan Setelah Desa Wisata Edukasi, Kini Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu: Kiprah Kepala Desa Pujon Kidul yang Aktivis Muhammadiyah)
Maka, agar pencalonan Udi tidak gagal di tengah jalan, harus ada lawannya. Warga Pujon Kidul pun mencari solusi. Akhirnya mereka mendesak Husnul Sholikah menjadi bakal calon kepala desa, bersanding dengan Udi Hartoko.
Maka, perebutan kursi kepala desa antara suami istri itu benar-benar tidak bisa dielakkan. Sebab, Husnul adalah istri Udi Hartoko. “Masyarakat mendesak saya agar ikut mendaftar sebagai calon kepala desa,” cerita Husnul pada pwmu.co melalui sambungan telepon, Senin (1/5). “Pasalnya, Pak Udi yang berhasil membangun Desa Pujon Kidul itu semula hampir dibatalkan pencalonannya karena calon tunggal,” ucap dia.
(Baca juga: Pemuda yang Suka Mabuk-mabukan Itu, Kini Ikut Harumkan Nama Desa Wisata Pujon Kidul dan Resign dari Karyawan, Lebih Nyaman Jadi Tukang Parkir: Sisi Lain Desa Wisata Pujon Kidul)
Husnul mengatakan, karena di Pujon Kidul tidak ada yang berani mencalonkan, maka saya maju. “Itu juga atas desakan warga biar tidak kosong dua tahun. Karena eman jika Pujon Kidul dipimpin PJ Kepala Desa. Pembangunan dikhawatirkan tidak bisa optimal seperti saat dipimpin Pak Udi,” tuturnya. “Karena itulah saya mencalonkan itu untuk pembelajaran demokrasi pada masyarakat desa yang sangat saya cintai.”
Aktivis Aisyiyah lulusan Universitas Muhammadiyah Malang ini mengungkapkan bahwa panitia juga melakukan inovasi agar partisipasi masyarakat optimal yaitu dengan menyediakan doorprice bagi yangg hadir ke TPS. “Dan semua Ketua RT menjemput warga yang belum punya kesadaran untuk menggunakan hak pilihnya terutama yang rumahnya jauh. Semua itu untuk pembelajaran politik pada masyarakat,” ungkap Husnul.
(Baca juga: Rumah Sehat 11 P Berhasil Antarkan Warga Desa Pujon Kidul Terbang ke Singapura)
Ibu dua anak itu bersyukur bahwa proses pemilihan kepala desa akhirnya berjalan lancar. “Alhamdulillah proses pemilihan berjalan lancar dan masyarakat sangat antusias terbukti tingkat kehadiran sekitar 92 persen,” terangnya.
Husnul menambahkan, masyarakat puas karena Udi terpilih kembali untuk periode 2017-2023. “Karena dengan demikian beliau bisa menyelesaikan PR yang belum tergarap selama periode pertama. Dan saya selaku Bu Lurah secara otomatis akan membantu menyukseskan program-program desa,” ujar Husnul dengan ekspresi penuh kegembiraan. Selamat! (Uzlifah)