Peringati Hari Bumi Sedunia, Mahasiswa FK UM Surabaya Tanam 100 Pohon Bakau, liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Rahma Ismayanti dan Ayu Kurnia Ramadhani
PWMU.CO – Center for Indonesian Medical Students Activities (CIMSA) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya memperingati Hari Bumi se-Dunia dengan aksi penanaman 100 pohon bakau di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya, Sabtu (20/5/2023).
Koordinator Lokal Cimsa FK UM Surabaya Madani Tazkia menjelaskan, Hari Bumi se-Dunia yang bertepatan pada 22 April diperingati untuk menunjukkan dukungan bagi perlindungan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia.
“Pada tahun ini, tema hari bumi adalah Invest in our Planet yang berarti berinvestasi di planet kita. Tema ini diangkat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan krisis iklim yang menimpa bumi, sehingga perlu adanya aksi nyata untuk melindungi bumi,” kata
Penanaman Pohon Bakau dilakukan sebagai salah satu bentuk investasi untuk bumi yang akan diwariskan kepada generasi-generasi di masa depan. “Penanaman pohon mangrove diharapkan dapat menanggulangi dampak perubahan iklim karena dapat menyerap gas carbon dioksida serta mampu menghasilkan oksigen,” jelasnya.
Koordinator Bidang Kemahasiswaan FK UM Surabaya dr Sutrisno SpPA mengawali sambutannya dengan mengutip Surat ar-Rum ayat 41, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dia mengatakan sejatinya yang merusak bumi ini adalah manusia sendiri, sehingga bumi menuju kehancuran dan kiamat. “Bumi dan semesta itu memiliki kekuatan untuk memulihkan diri, bila kerusakan nya tidak terlalu parah, tetapi bila mencapai titik yang cukup parah, daya dukung lingkungan untuk menunjang kehidupan akan menurun,” terang dokter Patologi Anatomi RS Aisyiyah Bojonegoro ini.
Dia mengajak semua yang hadir untuk turut menjaga bumi dengan cara menanam pohon bakau dan memungut sampah yang ada di tepi laut.
“Sebagai manusia yang dapat kita lakukan adalah berbuat kebaikan semampu kita dan mempromosikannya. Contohnya adalah kegiatan hari ini yaitu menanam pohon bakau dan memungut sampah, terutama sampah plastik yang ada di tepi laut,” jelasnya.
Dia mengapresiasi penanaman 100 pohon bakau tersebut. “Dari kegiatan ini, setidaknya mahasiswa FK belajar untuk berkontribusi terhadap lingkungan, dan membuka mata tentang bahaya sampah plastik yang dibuang di sungai-sungai. Ke depan kami akan kembali dengan membawa pasukan mahasiswa FK yang lebih banyak, mungkin saat orientasi mahasiswa baru,” ucapnya.
Manfaat Hutan Bakau
Pengelola Hutan Bakau David menjelaskan manfaat hutan bakau itu selain menahan abrasi laut juga untuk mendinginkan udara dari laut ke darat dan sebagai pemecah angin tersebut supaya tidak terjadi angin puting beliung di Surabaya.
“Sampah-sampah plastik yang menepi di Wonorejo, selain dari sungai-sungai juga berasal dari pulau lain seperti Madura dan Bali ketika ada angin timur, sehingga gelombang datang menepikan sampah-sampah tersebut ke Surabaya (Wonorejo),” jelasnya.
Anggota Cimsa Nur Alif Julia Sukma menyebutkan, selain menanam pohon, dirinya dan teman-teman Cimsa juga turut membersihkan lingkungan disekitar penanaman yang masih banyak sampah karena terbawa arus air laut.
“Kami semua sadar betapa pentingnya untuk berhenti menggunakan plastik dan juga berhenti untuk membuang sampah sembarangan. Kami selalu percaya, bahwa menjadi seorang mahasiswa kedoteran tidak hanya mengajarkan kepada kita bagaimana mengobati pasien kami kelak, namun juga bagaimana kita bisa menjaga lingkungan.”
Kegiatan hari ini, lanjutnya, sebagai upaya prefentif kami untuk mengurangi polusi udara, yang secara otomatis dapat membantu mengurangi faktor resiko dari penyakit paru yang masih tinggi di Indonesia.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.