Ada Pengenalan First Aid di Orangtua Mengajar SD Mugeb Gresik, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Kaiisnawati
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik Jawa Timur mengadakan Orangtua Mengajar bertema Pengenalan First Aid Lebih Dini untuk Generasi Cerdas dan Berakhlak, Senin (15/5/2023).
Dalam acara diikuti siswa kelas V SD Mugeb sejumlah 164 siswa di Averroes Hall ini dr Norma Sari yang kini bekerja sebagai Dokter Umum RSUD Padangan Bojonegoro hadir memberikan materi.
Dalam sambutannya, Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi berpesan kepada siswa kelas V untuk menjaga kesehatan sebelum jatuhnya masa sakit.
“Siapkan diri kita. Anak-anak harus bisa merawat diri sendiri. Jadi, kalian harus bisa menolong diri kalian, harus bisa mengantisipasi bahaya jika nanti menghadapi sesuatu.” katanya.
Ari mengajak anak-anak untuk melindungi diri dengaan cara mengantisipasi semisal Bagaimana jika berjalan, bersepeda di jalan yang rusak. Ari mencontohkan berdasarkan apa yang pernah dilihatnya. “Ada seorang anak bersepeda tanpa mengantisipasi akan berpotensi kecelakaan.”
Begitupun kalian kalau menemui kecelakaan atau potensi bahaya tidak boleh cuek harus peduli karena Muhammadiyah ini didirikan KH Ahmad Dahlan semangatnya adalah semangat al-Maun peduli kepada orang yang belum beruntung seperti halnya kecelakaan atau sesuatu yang membutuhkan pertolongan.
Menolong Sesama
Ari menyampaikan kepada siswa menolong ada ilmunya, ada ketrampilamnya, ada caranya. “Jangan sampai kita menolong membuat orang yang ditolong tambah sakit, tambah parah. Oleh karena itu ini ada ilmu, wawasan, ketrampilan, yang baru wajib kalian miliki agar kalian bisa menolong orang lain,” katanya.
Dalam kesempatan itu orangtua dari Prabawa Given Gaurawan kelas V Eropa mengajak siswa belajar cara menolong korban tidak sadarkan diri, korban tenggelam, korban patah tulang, korban kesetrum, korban tersedak, luka bakar, dan gigitan hewan berbisa. Materi disampaikan dalam slide power point.
Untuk korban tidak sadarkan diri Norma menjelaskan ada peraturan manajemennya. Langkah yang harus diambil adalah menggeser korban agar jauh dari bahaya. “Jauhkan pasien dari hal yang berbahaya, gas berbahaya atau sejenisnya. Kemudian buka semua pintu dan jendela untuk memastikan mendapatkan udara segar, dan jauhi kerumunan.”
Heat stroke (serangan demam), lanjutnya, caranya dengan menggeser korban ke tempat teduh yang dingin, melonggarkan pakaian di area leher, dada, dan pinggang. Bisa juga dikompres dengan kain basah dan dikipasi sampai temperatur badannya turun normal.
Untuk korban tenggelam, sambungnya, muntahkan keluar airnya atau masalah lainnya dari paru-paru. “Berikan napas buatan, lepaskan baju basahnya, biarkan badannya hangat, kemudian tutupi dengan selimut. Memberi korban minuman hangat seperti teh atau kopi untuk diminum juga dinjurkan.” terangnya.
Sambil mendemonstrasikan cara penangannya, Norma menggunakan berbagai macam boneka sebagai media. Untuk korban pingsan, terangnya, baringkan korban yang pingsan dengan kepala sedikit lebih rendah dari kaki kemudian longgarkan pakaiannya. Lalu, beri bau-bauan di hidung. Setelah pemulihan kasih korban juz jeruk atau teh, atau kopi untuk diminum.
Bagi pasien Kejang, terutama yang sering terjadi pada anak-anak, Norma meminta membaringkan anak kecil yang kejang tersebut di lantai dan memastikan bahwa anak tersebut tidak dapat menyakiti dirinya sendiri.
Sedangkan bagi pasien epilepsi atau ayan, cegah lidah tergigit dengan memasukkan sendok yang dibungkus sapu tangan di dekat gigi belakang saat rahang dalam keadaan rileks kemudian bersihkan buih dari mulut. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.