Opini oleh Prima Mari Kristanto *)
PWMU.CO – Sunrise of Java atau Matahari Terbit bagi Pulau Jawa menjadi slogan resmi kemajuan Kabupaten Banyuwangi saat ini. Slogan yang bernuansa Muhammadiyah banget dengan matahari sebagai sumber semangat. Meskipun Bupati Banyuwangi saat ini Muhammad Azwar Anas merupakan kader Nahdliyin, semangat matahari terbit seolah menjadi pengakuan terhadap kiprah Persyarikatan di Bumi Blambangan Banyuwangi.
Sirah dakwah Persyarikatan mencatat, saat masih dipimpin langsung oleh KH Ahmad Dahlan, perhatian beliau pada Bumi Blambangan demikian serius. Sebuah kisah dakwah nan heroik di mana KH Ahmad Dahlan mendapat ancaman pembunuhan saat hendak menggelar tabligh kali pertama di Banyuwangi.
Masih menurut penuturan sejarah Persyarikatan di Bumi Blambangan, saat tiba di stasiun kereta api Banyuwangi pihak kepolisian sempat meminta KH Ahmad Dahlan untuk kembali ke Yogyakarta dan membatalkan acara tabligh akbar. Alasan pihak kepolisian saat itu (tentu polisi pemerintah penjajah Belanda) tidak bertanggungjawab terhadap keselamatan Kyai Dahlan (kok mirip dengan kepolisian saat ini dalam menyikapi gerakan pembaharu? Jadi malu. Katanya sudah merdeka Bung?)
Tanpa bergeming Kyai Dahlan tetap melanjutkan tabligh akbar untuk pertamakalinya di Banyuwangi tanpa ada insiden apapun hingga selesainya acara. Beruntung Persyarikatan punya Kyai “Bonek” pada awal pendiriannya, “Bonek” dalam arti positif tentunya, yang tidak takut ancaman dalam menyampaikan dakwah Islam. Jika saat ini ada trend setter baru sosok ulama “Bonek” yang urat takutnya serasa sudah putus, Persyarikatan sudah punya tokohnya sejak 1912 untuk diteladani nyali “Bonek”-nya.
Keberanian Kyai Dahlan dalam melakukan pencerahan di Banyuwangi pada masa periode awal Persyarikatan tidak sia-sia. Denyut nadi dakwah persyarikatan demikian terasa di Banyuwangi saat ini, daerah akulturasi budaya Jawa-Bali, Islam-Hindu. Denyut nadi dakwah Persyarikatan di Bumi Blambangan Banyuwangi setidaknya dapat dirasakan dengan keberadaaan amal usaha Muhamamdiyah (AUM) yang menonjol antara lain Masjid KH Ahmad Dahlan yang megah, RSM Siti Fatimah Kabat dan RS PKU Muhammadiyah Rogojampi.
(Baca juga: Berharap Haedar Nashir Ikuti Langkah Raja Salman: IPO-kan AUM Kesehatan)
Penulis berkesempatan silaturahmi dengan salah satu amal usaha unggulan Muhammadiyah Banyuwangi yaitu dengan manajemen RS PKU Muhammadiyah Rogojampi baru-baru ini. Silaturahmi dalam rangkaian penyiapan pra-audit eksternal, pelaporan pajak dan diskusi tentang penerapan Balancedscorecard di RS PKU Muhammadiyah Rogojampi.
Sejarah panjang RS PKU Muhammadiyah Rogojampi yang dimulai pada tahun 1970 , saat ini tengah berupaya menjadi Rumah Sakit modern dengan penerapan perangkat manajemen Balancedscorecard (BSC, Kartu Skor Berimbang). BSC sendiri telah menjadi salah satu rekomendasi Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sebagai perangkat manajemen strategis untuk jaringan AUM Kesehatan. Pada modul–modul manajemen pengelolaan AUM Kesehatan yang telah dipublikasikan tercantum rekomendasi penerapan BSC.
BSC adalah konsep manajemen yang dipopulerkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton melalui rangkaian artikel-artikel jurnal dan buku “The Balanced Scorecard” pada tahun 1996. BSC menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang–finansial, pelanggan, proses, sumber daya manusia.
(Baca juga: Kala Haji Sudjak Dianggap Gila, Apakah RS Muhammadiyah Holding Company Juga Ide Gila?)
Mengingat lingkungan bisnis AUM Kesehatan yang unik yaitu berada dalam naungan jamaah dakwah, menjadikan konsep BSC yang direkomendasikan MPKU PWM Jatim berasa users freindly—bersahabat dan aplikatif dengan situasi pelaksana. Di mana keberadaan AUM Kesehatan yang asbaabul wujudnya bukan sebagai bisnis berorientasi uang, laba atau keuntungan semata. Tetapi pada sisi yang lain AUM Kesehatan harus mampu bertahan hidup dan bersaing ditengah arus industrialisasi sektor kesehatan.
Perlahan tapi pasti tanpa melupakan asbaabul wujudnya sebagai PKU (Penolong Kesengsaraan Umum) yang bermotif pelayanan sosial, RS PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi tengah bertransformasi menjadi institusi layanan kesehatan modern. Dengan penerapan BSC, RS PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi mencoba menemukan formula terbaik dalam mengedepankan fungsi bisnis yang sehat dan fungsi dakwah berkemajuan dalam lingkup PCM Rogojampi Banyuwangi.
Potensi besar yang ada saat ini dan perlu dikembangkan bersama RSM Fatimah yaitu sebagai Rumah Sakit yang strategis dekat dengan Bandar Udara Blimbingsari. Potensi yang perlu dikembangkan untuk menjadi Rumah Sakit pendukung layanan moda transportasi udara. Termasuk potensi kemudahan melakukan rujukan ke rumah sakit besar di luar Banyuwangi dengan pemanfaatan ambulans udara.
(Baca juga: Holding Surya Mart Belum Terlambat, Berharap Muhammadiyah Lebih Serius)
Langkah ribuan mil dimulai dengan langkah pertama dan langkah-langkah berikutnya secara konsisten yang “down earth” menginjak bumi. Salah satu hal yang dapat dibanggakan saat ini pada RS PKU Muhammadiyah Rogojampi adalah kemampuannya menjalani proses pertumbuhan organik. Suatu proses pertumbuhan dengan manajemen pendanaan internal tanpa berhutang besar-besaran pada lembaga keuangan bank atau lainnya.
Hutang bukan sama sekali nol, namun ada dalam skala kecil dan lancar dari AUM Pendidikan (SMK Muhammadiyah Rogojampi). Sebuah teladan sinergi strategis antaramal usaha tanpa bergantung maksimal pada lembaga keuangan bank dan lainnya.
Jika demikian adanya maka harapan umat pada Jaringan RS Muhammadiyah dan Aisyiyah setangguh jaringan Rumah Sakit Mitra Keluarga, Siloam, dan lain-lain yang listing di pasar modal bukanlah isapan jempol belaka. Semoga Sunrise of Java, semangat Matahari terbit dari Bumi Blambangan Banyuwangi mampu menebarkan energi dakwah persyarikatan makin bersinar ke seluruh pelosok negeri.
Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa–apa yang terjadi pada diri mereka (surat Ar Radu ayat 11)“. Wallahu alam Bishshawab – Alhaqqu Mirabbika Falaa takunanna minal mumtarin. (*)
*) Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah Lamongan, pelaku Pasar Modal, auditor di Kantor Akuntan Publik Erfan & Rakhmawan Surabaya. Kunjungan silaturahmi di RS PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi dilakukan pada tanggal 10-12 April 2017.