Sekilas Isi
Kita lihat gambaran isi buku Kuliah Tauhid. Dari Kata Pengantar pada cetakan kedua bertahun 1980, disebutkan bahwa buku itu disambut hangat masyarakat. Berpuluh surat diterima Bang ‘Imad. Ada ucapan terima kasih, kritik dan saran. Atas hal itu, Bang ‘Imad bertekad akan membuatnya lebih lengkap, padat, dan sitimatis.
Selanjutnya, kita perhatikan Kata Pengantar edisi kedua bertahun 1988. Bang ‘Imad sebutkan bahwa ada perbaikan pada edisi ini, yaitu naskah telah ditulis kembali dalam bahasa tulisan dan diperbarui sistematikanya.
“Sebagai ilmu, tauhid dapat dikatakan suatu ilmu yang paling eksak di tengah-tengah semua ilmu yang dikenal manusia. Sebagai bekal dan panduan hidup, tauhid merupakan ajaran yang paling murni, suci, dan agung, yang tidak saja sangat dibutuhkan manusia, tapi merupakan satu-satunya pegangan dan panduan hidup yang dapat mengangkat harkat dan derajat kemanusiaan seseorang ke tempat yang tertinggi sesuai dengan haknya yang paling asasi,” tulis Bang ‘Imad.
Sekarang, kita cermati Kata Pengantar cetakan kedua untuk edisi kedua bertahun 1990. Disebutkan, 10.000 buku cetakan di awal tahun sebelumnya telah habis dalam waktu yang relatif singkat. Sementara, permintaan terus mengalir dari daerah-daerah.
Ada yang menarik. “Seorang pembaca dari Malaysia ada yang menyampaikan kritik langsung kepada penulis, bahwa buku ini kurang lengkap karena tidak menyebut sama sekali Kalimat Syahadah yang kedua padahal menurut beliau tanpa kalimat kedua itu seseorang belumlah boleh dianggap Muslim,” tulis Bang Imad.
Atas kritik sekaligus masukan itu, Bang ‘Imad berterima kasih. Merespons hal tersebut, langsung Bang ‘Imad melengkapi bukunya dengan pasal III.6 yaitu “Muhammad Rasul Allah”.
Tak hanya itu, Bang ‘Imad juga menyelipkan satu pasal baru di Bab V, yaitu pasal V.2 tentang “Penyakit Ananiah (Egoisme)” sebagai salah satu penyakit yang paling banyak merusak sikap tauhid seseorang.
Untuk lebih mendapatkan gambaran kandungan dari buku Kuliah Tauhid, mari kita lihat “Daftar Isi”-nya, yaitu:
Pengantar Kata
Sekapur Sirih Cetakan Kedua
Kata Pengantar Edisi Kedua
Kata Pengantar Cetakan Ketiga Edisi Kedua
Bab I Ilmu Tauhid
1. Pendahuluan
2. Kepercayaan kepada Tuhan dan Mentauhidkan Tuhan
Bab II Tauhid dan Kemerdekaan
1. Peranan Akal dan Rasa
2. Definisi Tuhan
Bab III Syirik dan Musyrik
1. Alihatun atau Tuhan-Tuhan yang Populer
1.1. Harta sebagai Ilah
1.2. Tahta sebagai Ilah
1.3. Syahwat sebagai Ilah
2. Tuhan-Tuhan Triple Ta
3. Tahta dan Penyalahgunaannya
4. Ilah Lain yang kejam
5. Tauhid Seorang Muslim
6. Muhammad Rasul Allah
7. Dua Pribadi Panutan bagi Seluruh Kemanusiaan
Bab IV Contoh-Contoh Pribadi Tauhid dalam Sejarah Islam
1. Khalid bin Walid yang Tak Terkalahkan
2. Umar bin Khattab Penyelamat Tauhidnya Umat
Bab V Hal-Hal yang Mengurangi atau Merusak Sikap Tauhid
1. Penyakit Riya
2. Penyakit Ananiah (Egoisme)
3. Penyakit Takut dan Bimbang
4. Penyakit Zalim
5. Penyakit Hasad atau Dengki
Dari si Pemberani
Belakangan, Bang ‘Imad adalah salah satu penggagas berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Juga, salah satu penggagas Bank Muamalat.
Alhasil, jasa Bang ‘Imad tak sedikit, termasuk terhadap bangsa. Atas hal itu, Bang ‘Imad dianugerahi Bintang Mahaputera oleh pemerintah.
Bang ‘Imad meninggal pada 2 Mei 2008. Pemakamannya dilakukan secara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Tampak hadir sejumlah tokoh bangsa dan tokoh Islam. Hadir pula para pendiri dan aktivis Masjid Salman ITB.
Sungguh, pada pribadi pejuang yang tak kenal lelah itu, kita patut mengambil banyak pelajaran. Misal, tentang ketekunan, semangat belajar, spirit berprestasi, kegigihan dalam berjuang, dan keberanian bernahi mungkar. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni