Siswa Spemutu Bikin Bonggolan Alternatif Berbahan Dasar Ikan Lele, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Bening Satria Prawita Diharja
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik Jawa Timur menggelar Uji Prototipe dan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Kearifan Kuliner Gresik (KKG), Jumat 16/6/2023.
Bertempat di selasar Laboratorium Spemutu Technology Information Community (Sputnic) Jalan KH Kholil 90 Gresik, kegiatan ini diikuti 150 siswa kelas VII dan VIII. Suasana semakin meriah dan ramai karena kedatangan 80 tamu siswa dari tiga SD.
Tiga sekolah yang berkunjung yakni 30 siswa kelas VI dari SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) Kampus B, 25 siswa kelas VI MI Poemusgri, dan 25 siswa kelas VI MI Asmaiyah Gresik. Mereka sengaja diundang sebagai penguji prototipe P5.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Spemutu Sulistyaningsih MPd. Dalam sambutannya, dia mengatakan Spemutu berupaya selalu berinovasi dan meningkatkan mutu sekolah.
“Acara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengasah kemampuan kreativitas siswa dalam memahami Kearifan Kuliner Gresik (KKG),” katanya.
Dia menuturkan, selain itu juga sebagai pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan siswa Spemutu pada dimensi kebhinekaan.
Kearifan Kuliner Gresik
Dalam acara ini siswa Spemutu memamerkan 8 prototipe Kearifan Kuliner Gresik (KKG). Seperti nasi karak, nasi menir, nasi krawu, lontong roomo, gulai obos, masin, jubung, dan bonggolan.
Salah satu prototipe yang dipamerkan berupa bonggolan yang dipresentasikan Zuchrufa Jasmine Edna Syaalin dan Azizah Aisyah Ayu Wulandari kepada Kepala MI Poemusgri Gresik Aunur Rofiq SE.
“Bonggolan adalah jajanan khas Gresik pesisir utara yang berbentuk lonjong dan berbahan dasar baku ikan,” ujar Zuchrufa.
Kepada dua siswa kelas VII tersebut, Rofiq menanyakan hal yang membedakan antara prototipe bonggolan yang mereka buat dengan bonggolan yang dijual di masyarakat pada umumnya.
“Yang spesial yakni penggunaan ikan lele sebagai bahan bakunya. Awalnya kami kesulitan dalam memperoleh bahan baku ikan laut yang harganya di pasar agak mahal,” jawab Alin sapaan akrab Zuchrufa Jasmine Edna Syaalin .
Alin menjelaskan, sedangkan daging ikan lele, kebetulan dibudidayakan oleh Azizah di rumahnya. “Jadi, biaya produksinya dapat ditekan. Yang membutuhkan waktu lebih lama adalah ketika proses cabut durinya,” tambhanya.
Kepada PWMU.CO, Rofiq menyatakan sangat mengapresiasi jawaban Alin yang runtut dalam menjelaskan proses pembuatan prototipe bonggolan.
“Menurut saya kegiatan ini sangat bagus untuk melatih kreativitas dan mengasah High Order Thingking Skills (HOTS) anak di masa peralihan Kurikulum 13 ke Kurikulum Merdeka. Saya harap kegiatan ini berjalan konsisten dan tahun depan Spemutu dapat mengadakan kembali,” ujarnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.