PWMU.CO – Umat Islam harus bangkit untuk membangun perekonomian bangsa. Sebab, jika perekonomian dikuasai oleh mereka yang non-muslim, umat Islam akan menjadi obyek belaka. Selain itu, banyak kendala yang dihadapi karyawan yang mayoritas muslim, seperti kesulitan saat melaksanakan shalat wajib atau shalat Jumat.
“Bahkan saat hari besar umat lain, karyawan muslim diharuskan memakai atribut agama lain.” Demikian pendapat yang disampaikan owner Lazizaa Chicken dan Pizza Ir Yudha Setiawan dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jajartunggal, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, Ahad (14/5).
(Baca: Dibuka di Gresik, Resto Gratis Berbayar Doa)
Untuk membangun perekonomian umat itu, kata pengusung konsep bisnis islami ini, harus diperhatikan beberapa hal. “Misalnya membuat program yang berguna bagi masyarakat. Seperti di Lazizaa, setiap Senin dan Kamis membuat program makan gratis berbayar doa bagi yang menjalankan puasa Senin-Kamis,” ungkapnya sambil memberi rumus bisnis ATM yaitu amati, tiru, dan modifikasi. Selain itu, kata Yudha, harus membangun karakter SDM yang berintegritas dan berakhlakul karimah.
Tentang bisnis yang bermanfaat itu, Yudha memberi contoh kisah pada zaman sahabat dalam fragmen ketika Usman bin Affan membeli sumur milik seorang Yahudi. “Saat itu umat Islam harus membeli mahal untuk mendapatkan air dari pemilik tersebut. Setelah sumur dibeli oleh Usman bin Affan, sumur tersebut dapat bermanfaat bagi umat,” jelasnya.
(Baca juga: Wakaf 50 Hektar di Cileungsi, Semoga Produktif dan Beranak-pinak Seperti Sumur Rumah Usman bin Affan dan Dulu Rasan-Rasan sambil Petan, Kini Ngrumpi via WhatsApp)
Yudha juga memberi resep bagaimana agar karyawan mempunyai rasa memiliki perusahaan. “Beri kesempatan karyawan memiliki saham di perusahaan sehingga mereka mempunyai rasa memiliki,” tuturnya.
Hancurnya ekonomi seseorang, kata Yudha, terkadang menjadikan seseorang mencari alternatif pergi ke hal-hal yang dilarang agama. “Misalnya pergi ke makam atau dukun,” kata Yudha. Menurutnya, hal itu sesuai dengan hadits Nabi SAW bahwa kefakiran mendekatkan diri pada kekufuran.
(Baca juga: Ketika Suatu Masa, Orang Pandai Saling Merendahkan dan Menghujat ….)
Wakil Sekretaris PRM Jajartungggal Daniar menjelaskan, panitia sengaja mendatangkan pakar dan pelaku ekonomi syariah agar masyarakat semakin paham bahwa, “Ketika ingin sukses dunia dan akhirat maka selalu berpegang pada aturan Allah wa bil khusus mengenai perekonomian agar jauh dari riba dan syubhat,” tuturnya.
Upaya PRM Jajajrtunggal untuk mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya dalam pengajian yang diadakan 2 pekan sekali ini memang patut diacungi jempol. (Ferry Yudi AS)