PWMU.CO – Panti asuhan masih identik dengan tempat penampungan anak-anak yang kurang beruntung. Menurut Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Alfi Nurhidayat MT sudut pandang seperti itu justru menjadikan panti asuhan kurang produktif.
Seharusnya, sebut Alfi Majelis Pelayanan Sosial (MPS) mampu menerapkan program penguatan pemberdayaan anak berbasis keluarga di Panti Asuhan Muhammadiyah/ Aisiyah se-Malang Raya.
(Baca: Ini 3 Tips agar Terhindar dari Rayuan Gombal dan Pacaran Itu Kayak Korupsi, Nikmati yang Bukan Haknya)
”Kita harus mendorong adanya pusat anak (child center) yang ramah. Sehingga cita-cita besar pendiran Panti Asuhan Muhammadiyah/ Aisiyah juga bisa terwujud dengan terpenuhinya hak-hak dasar anak,” ujar Alfi dalam Pelatihan Pengasuhan Santri se-Malang Raya di aula lantai 1 Masjid Ar-Fakhrudin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (14/5).
Pria yang pernah menjabat sebagai Bendahara Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur ini menekankan pentingnya rencana strategis dalam pola pengasuhan anak. Dengan begitu, panti asuhan Muhammadiyah/Aiyiyah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal anak-anak atau residensial. Tapi skill anak-anak juga bisa diberdayakan.
”Aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan anak serta keluarga anak harus diperhatikan. Untuk itu, program-program yang ada di panti asuhan diharapkan mengarah pada penguatan keluarga anak panti. Sehingga keluarga anak panti bisa mandiri,” ungkapnya.
Dengan perluasan peran panti asuhan diharapkan bisa mengubah paradigma pengasuhan yang dulu hanya berbasis anak, menjadi pengasuhan anak berbasis keluarga. Maka dari itu, lanjut Alfi perlu segera disusun Standart Operasional Pelaksanaan (SOP) panti asuhan Muhammadiyah/ Aisyiyah.
”MPS perlu melakukan revitalisasi model pengasuhan di panti asuhan milik Persyarikatan. Yakni pola pengasuhan anak berbasis keluarga,” tandasnya.(izzudin/aan)