Haji, Sebuah Pertunjukan yang Disutradarai Allah; Liputan Aries Kurniawan
PWMU.CO – Pada khutbah shalat Idul Adha Rabu (28/6/2023) di Lapangan Parkir Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Dr Biyanto MAg menyampaikan ibadah haji merupakan suatu pertunjukkan yang luar biasa dengan mengambil peran dari Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Hal itu tertuang dalam buku Hajj (The Pilgrimage) karya Dr Ali Shariati.
Haji merupakan amalan ibadah utama dengan memperhatikan waktu dan tempat dalam pelaksanaan ritualnya. Baik itu pagi, siang, atau malam. Bahkan tempatnya, baik itu saat pengambilan miqat, thawaf dan sai di Masjidil Haram hingga pelaksanaan tarwiah di Mina dan Wukuf di Arafaf pada tanggal 9 Dzulhijah.
Lalu mabit di Muzdalifah pada malam harinya untuk persiapan lempar jumrah di Mina pada tanggal 10 hingga 12 Dzulhijjah untuk yang pulang awal dan tanggal 13 untuk yang pulang akhir dan kembali ke Mekah guna melaksanakan tawaf dan sai.
Kesemuanya disutradarai langsung oleh Allah SWT yang ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat 197.
ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌۭ مَّعْلُومَـٰتٌۭ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍۢ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ ١٩٧
“(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”
Saat ini, kata Biyanto, antrean ibadah haji di Gresik sudah mencapai 35 tahun. Demikian juga dengan daerah lain seperti Surabaya dan Mojokerto. Bahkan, untuk di Sulawesi bisa mencapai antrian hingga 45 tahun.
Sehingga jika kita mendaftar haji di usia 50 tahun maka secara matematis jamaah yang berangkat akan berusia 85 tahun. Maka, tuntunan haji bagi yang mampu memiliki dimensi yang cukup luas yakni kemampuan fisik, mental, material, dan spiritual. Sehingga para jamaah haji disebut dengan tamu Allah atau وَفْدُ اللهِ
Rasulullah dalam hadistnya menyebutkan “Orang yang mengerjakan haji dan umrah adalah tamu Allah Azza wa Jalla dan para pengunjung-Nya. Jika mereka meminta kepada-Nya niscaya diberi-Nya. Jika mereka meminta ampun niscaya diterima-Nya doa mereka. Dan jika mereka meminta syafaat niscaya mereka diberi syafaat”. (Ibnu Majah).
Tamu-tamu Allah ini memiliki keistimewaan yakni jika mereka berdoa maka doanya diijabah. Dan jika mereka memohon ampun maka diampuni oleh Allah SWT. Dalam konteks sebagai tamu bukan hanya waktu dan tempat saja yang diatur melainkan juga pakaian dengan menggunakan pakaian ihram. Ini menunjukan kedudukan manusia semuanya sama di sisi Allah.
Dampak Haji
Biyanto menegaskan, dari semua ritual yang dilaksanakan tersebut timbul pertanyaan, apakah ibadah haji tersebut membawa dampak atau pengalaman yang dapat mengubah diri kita?
“Sebab ibadah haji mengandung konteks memiliki hubungan dengan Allah yakni habluminallah dan hubungan dengan sesama manusia yakni habluminallah dalam pelaksanaan kurban,” katanya.
Semuanya, lanjut dia, dilaksanakan dengan tujuan agar kedua hubungan tersebut berjalan dengan baik. Hal ini juga pernah disinggung dalam artikel sebuah koran lokal dengan sebutan istilah STMJ yakni shalat terus maksiat jalan. Naudzubillah min dzalik. Kami meminta perlindungan kepada Allah dari hal itu.
Maka menjaga komitmen berbuat baik sangat penting bagi kita. Hal ini juga tertuang dalam peringatan Allah dalam surat Al Maidah ayat 32 yakni:
مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًۭا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًۭا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَـٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًۭا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ ٣٢
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.” (al-Maidah: 32).
’Maka tidak ada orang yang kesulitan jika sering menolong. Dan semoga seluruh jamaah haji ibadahnya diterima Allah SWT serta dimudahkan bagi kita untuk diundang sebagai tamu Allah,’’ tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni