Cerita Kesuksesan Dua Siswa SDMM di IMWiC Malaysia; Kontributior Muhammad Ilham Yahya.
PWMU.CO – Kecil-kecil cabe rawit. Kiranya itu perumpamaan yang pantas disematkan kepada dua siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur. Dua siswa tersebut adalah Arsa Bara Alvarendra dan Muhammad Emir Adli Falah, keduanya siswa kelas I Sakura. Dua siswa berusia tujuh tahun ini berhasil menyumbangkan dua medali bagi tim Indonesia.
Masing-masing menyumbangkan gold dan bronze medal. Total tim Indonesia berhasil meraih 28 medali yang terdiri dari dua gold, empat silver, lima bronze, dan tujuh belas merit.
Ajang International Mathematics Wizard Challenge (IMWiC) ini dilaksanakan 23-26 Juni 2023 di La Salle National Type (Chinese) Primary, Wilayah Persekuruan Kuala Lumpur, Malaysia.
Ajang ini diikuti oleh beberapa negara Asia di antaranya Filipina, Macau, China, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Kebetulan tahun ini Malaysia yang menjadi host.
Tim Indonesia yang langsung dipimpin oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Pusat Bogor, yaitu Dr Raden Ridwan Hasan Saputra MSi beranggotakan tiga pembina dan dua puluh delapan siswa. Dan ternyata dua siswa dari SDMM ini adalah siswa paling muda, yaitu kelas I SD.
Siswa lainnya terdiri dari lima siswa kelas II, empat siswa kelas III, dua siswa kelas IV, tiga siswa kelas V, satu siswa kelas VI, delapan siswa kelas VII, satu siswa kelas VIII, dan dua siswa kelas X.
Proses Karantina Siswa
Setelah dinyatakan lolos administrasi, dua siswa SDMM ini bergabung dengan 26 siswa lainnya untuk mengikuti proses karantina oleh tim pembina KPM Pusat Bogor selama lima hari (19-23/6/2023) yang dilaksanakan di Papyrus Tropical Hotel, Jalan Perdana Raya 12 Kota Bogor, Jawa Barat.
Aktivitas padat diceritakan oleh Arsa Bara kepada PWMU.CO melalui pesan WhatsApp. Sejak kedatangan di hari pertama ia dan teman-temannya langsung menerima materi dari Dr Ridwan Hasan Saputra yang dimulai pukul 15.45 – 17.00 berhubungan dengan Team Building 1, dan dilanjutkan materi pembinaan 1 pukul 19.30 – 21.00.
Keesokan harinya, Selasa (20/6/2023) peserta karantina diwajibkan bangun sebelum azan Subuh untuk shalat tahajud berjamaah, dilanjutkan shalat Subuh, dan tadarus bersama. Sebelum materi pada pagi hari, peserta diajak berolahraga bersama pukul 05.30 – 06.30. Begitulah aktivitas para peserta tim Indonesia saat karantina.
Puncaknya, keduapuluh delapan siswa ini diberikan post test pada Kamis (22/6/2023) dan tukar cinderamata dengan teman-temannya. Tim ini berangkat menuju ke Malaysia melalui Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Jumat (23/6/2023).
Tim Indonesia ini juga didampingi oleh Deputy Manager Diklat dan Lomba KPM Ryky Tunggal Saputra Aji, Kepala Bagian Pelatihan KPM Muhammad Ihsan, dan Rheta Rezkianti.
Salah satu pengajar Matematika SDMM Nurul Mahmudiyah SPd mengaku terkesan dengan dua siswa ini karena sudah mandiri dan tanggung jawab melawan rasa takutnya. “Akhirnya bisa ikut kompetisi level internasional dan meraih medali,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Lomba dan Healing di Malaysia