Sang Penulis Produktif
Jejak Hadiyah Salim adalah jalan panjang di dalam hal kebajikan. Kecuali yang telah disebut di atas, dia juga banyak merintis lembaga untuk kepentingan umum seperti Rumah Sakit BKSWI, Yayasan Rumah Sakit Islam Bandung, Yayasan Pengembangan Al-Qur’an, dan lainnya (https://kutub.id/hadiyah-salim-ulama-dan-aktivis-sosial-keagamaan/).
Hal lain yang menonjol, Hadiyah Salim suka menulis. Bahkan, dalam hal ini, dia produktif. Dia banyak menulis artikel di sejumlah media. Temanya, masalah keagamaan. Bahasa yang dipakai, bahasa Indonesia dan Sunda.
Tak hanya artikel, Hadiyah Salim juga aktif menulis buku. Ini patut diteladani, sebab meski dia punya kegiatan kemasyarakatan yang padat tapi masih menyempatkan diri menulis.
Berikut ini, karya tulis berupa buku Hadiyah Salim; Rumah Tangga Teladan, Apa Arti Hidup, Sejarah 25 Rasul, Wanita Islam: Kepribadian dan Perjuangannya, Rumahku Nerakaku. Kemudian, ini; Rumahku Mahligaiku, Perjalanan Hidup dari Alam ke Alam, Memilih Jodoh, Islam dan Kerukunan Umat Beragama serta Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Di samping itu, ada belasan judul buku lainnya.
Teladan, Penting!
Sekarang, kita baca buku Hadiyah Salim yang berjudul Rumah Tangga Teladan. Buku yang saya maksud, diterbitkan Al-Ma’arif Bandung. Itu, cetakan kedua, 1979.
Di Kata Pengantar halaman 3, kita dapati tentang tujuan penulisan buku tersebut. Bahwa, niatnya, adalah menyusun intisari sejarah pernikahan dan rumah-tangga Nabi Muhammad Saw. Di dalamnya, disertakan beberapa catatan penting yang banyak mengandung hikmah.
Adapun tujuan khususnya:
- Agar musuh-musuh Islam tidak mudah melontarkan tuduhan bahkan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw terkait dengan istri-istrinya.
- Supaya rumah-tangga Nabi Saw menjadi teladan yang baik bagi kita. Teladan, bagaimana cara Nabi Muhammad Saw mempergauli isterinya.
- Untuk menjelaskan dasar poligami yang dilakukan Nabi Saw. Bahwa, itu untuk menolong wanita-wanita yang lemah, yang menderita dalam ekonomi. Terlebih lagi, karena mereka ditinggalkan oleh suaminya yang syahid di medan perang. Intinya, benar-benar sebuah pernikahan yang berdasarkan pertimbangan sosial dan pendidikan.
- Hendaknya istri-istri kaum Muslimin meneladani akhlakul karimah dari para Ummul Mukminin dalam menjalankan kehidupan rumah-tangga.
Demikian, seperti yang disampaikan Hadiyah Salim di Kata Pengantar-nya. Itu, dia tulis di Bandung pada 10 Januari 1968.
Agar Baik
Buku itu membahas 33 bab. Sekilas, mari kita buka beberapa bab di antaranya. Bab 1, berjudul: Apa Tujuan Pernikahan dalam Islam (halaman 5). “Pernikahan merupakan suatu asas (pokok) yang terutama untuk hidup dalam pergaulan yang sah, sempurna, dalam melahirkan keturunan yang baik-baik,” tulis Hadiyah Salim.
Adapun faedah terbesarnya:
- Untuk menjaga dan memelihara diri wanita yang bersifat lemah. Hal ini karena apabila wanita itu bersuami, maka hidup dan kehidupannya menjadi tanggungan suaminya.
- Untuk menciptakan rumah-tangga yang berbahagia dengan keturunan yang baik-baik. Apabila rumah-tangga bahagia, tentu masyarakat dan negara aman dan sentosa.
- Apabila suami-istri itu hidup berkasih-kasihan, akan terjelma pulalah hidup tolong-menolong, mempererat tali silaturahmi antara keluarga si suami dengan di istri dan demikian sebaliknya. Bertambah erat tali kekeluargaan.
Baca sambungan di halaman 3: Bersih dan Sah
Discussion about this post