PWMU.CO – Dua kontributor PWMU.CO menikah. Musa Musthofa SPd Gr dan Tri Mei Lisnawati Lc melangsungkan akad nikah, Ahad (2/7/2023).
Acara bertempat di rumah mempelai pria kampung Mastrip 3D Kedurus RT 001 RW 001 Gang Pasar Lama, Karangpilang, Surabaya. Akad nikah digelar pukul 11.00 WIB. Berlanjut resepsi pernikahan pada pukul 13.00-15.00 WIB.
Musa Musthofa dan Tri Mei Lisnawati dua kontributor dari SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Bubutan Surabaya yang produktif. Berita yang ditulis kegiatan sekolah. Musa Musthofa juga aktivis Pemuda Muhammadiyah Cabang Karangpilang. Dia menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan periode 2018-2022.
Pernikahan diadakan di rumah mempelai pria di Surabaya dengan pertimbangan praktis. Rumah Tri Mei Lisnawati di Sugio Lamongan.
Nuh Musthofa, kakak Musa mengatakan, dalam pernikahan yang penting memenuhi syarat aqdun nikah.Soal tempatnya tidak masalah di tempat mempelai pria atau wanita. ”Yang penting akad dan rukun nikah terpenuhi,” kata Nuh yang juga Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Cabang Karangpilang periode 2018-2022.
Pesan Khotbah Nikah
Khotbah nikah oleh Dr Umar Bukhory SAg MAg, dosen IAIN Madura. Isi khotbah nikah, pertama, niati pernikahan sebagai ibadah, bukan atas dasar niat duniawi atau materialis.
Sebagaimana bunyi surat adz-Dzariyat ayat 56: وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.
Kedua, carilah bekal dari pernikahan ini dengan bekal yang bertakwa. Sebagaimana hadits tentang menikah menyempurnakan separo agama
من تزوَّجَ فقد استكمل نصفَ الإيمانِ فلْيتقِ اللهَ في النصفِ الآخرِ.
Ketiga, belajarlah pada profil keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar. Karena berdua merupakan sosok saleh juga berakhlakul karimah.
”Jangan belajar pada profil keluarga yang disebutkan dalam al-Quran yaitu sosok keluarga Nabi Nuh dan Nabi Luth. Meskipun keduanya Nabi namun istrinya berakhlak buruk dan berjalan pada kekufuran,” katanya.
”Jangan juga belajar pada Firaun dan Siti Asiyah. Karena Firaun jahatnya luar biasa tapi Siti Asiyah istri yang salehah. ”Jangan juga belajar pada keluarga Abu Lahab, suami istri berakhlak buruk,” tuturnya.
“Apalagi, jangan berkiblat pada film dan sinetron. Jadilah keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Suami sebagai pilot sedang istri sebagai co-pilot,” kata Umar Bukhory, bapak tiga anak yang mempunyai minat keilmuan Bahasa dan Sastra Arab serta Filsafat Islam itu.
Keluarga Aktivis
Pembawa acara akad nikah dan resepsi pernikahan dibawakan Nur Rachmad, peraih suara terbanyak dalam Musycab XV Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Karangpilang Kota Surabaya periode 2022-2027.
Sambutan penerimaan dari wakil mempelai pria disampaikan Muhammad Fadli Gazali, Ketua Masjid Agung Asy-Syuhada Pamekasan.
Fadli, laki-laki kelahiran Pamekasan tahun 1951 yang meniti karier di politik tahun 1977-1999 sebagai anggota DPRD Kabupaten Pamekasan 4 periode. Terakhir anggota DPRD Jawa Timur satu periode hingga masa Reformasi.
”Musa betul-betul menjadi kepala keluarga yang harus melaksanakan tanggung jawab sebagai suami. Mei mempunyai tanggung jawab sebagai makmum yang menaati suami. Sebab seorang istri tidak menanggung dosa suami. Sebaliknya, suami yang akan menanggung dosa istri ketika seorang istri melakukan aktivitas menyimpang dari syariat Islam, dan suaminya tahu maka kelak menjadi tanggungjawab seorang suami,” kata Fadli.
Musa Musthofa adalah putra kedua dari keluarga H. Djoko Nur Musthofa dan Siti Mariyati. Djoko pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Karangpilang dan Mariyati adalah anggota Pimpinan Cabang Aisyiyah Karangpilang Kota Surabaya.
Hadir dalam pernikahan Musa, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur Dicky Syadqomullah SHI MHES.
Penulis Kiki Cahya Muslimah Editor Sugeng Purwanto