Pelukan Terakhir
Laily juga kehilangan sosok Muyas. Menurutnya, perjuangan Dekan FAI ini dalam mendapatkan anaknya yang kini masih berusia 1,5 tahun tergolong luar biasa. Meski sempat keguguran maupun bayinya meninggal, almarhumah tetap semangat berikhtiar.
“Beliau punya anak seperti sebuah anugerah. Beliau sampai menunda cita-citanya kuliah doktor karena ingin punya anak dulu,” ungkapnya.
Ada pula kenangan personal yang masih membekas di benak Laily. “Sekitar bulan Februari kita ada implementasi kerja sama antara FAI UMG dengan Universiti Sultan Zainal Abidin Malaysia. Waktu itu teman-teman dosen FAI dapat invitasi ke sana. Termasuk Bu Muyas juga ikut,” terang ibu kelahiran Lamongan ini.
Selama di sana, kata Laily, almarhumah sangat semangat mengikuti kegiatan itu untuk mengupayakan kemajuan prodi. Kini Prodi FAI UMG telah terakreditasi A. “Tahun depan mau akreditasi lagi. Supaya bisa mempertahankan A ini, beliau sangat antusias,” ucapnya.
Saat itu, Muyas sangat ingin membeli prototipe Twin Tower khas Malaysia. Karena tak sempat membeli, dia mencoba titip ke Laily yang saat itu masih di sana, tidak ikut pulang bersama rombongan. Sayangnya saat itu Laily dalam kondisi sakit sehingga tidak sempat keluar ke toko untuk membelikan titipan Muyas. “Saya minta maaf nggak sempat belikan titipan njenengan. Uangnya saya kembalikan,” kenang Laily.
Dia bersyukur setelah itu dia berkesempatan transit ke Malaysia, Sabtu (23/4/2023). “Saya merasa punya utang ke Bu Muyas, dulu beliau titip tapi saya tidak sempat membelikan. Jadi meski hanya transit sebentar, saya belikan,” tuturnya.
Meski tidak langsung, Laily bersyukur dia sempat memberikannya. Dia ajak Muyas ke ruangannya. Dia katakan mau memberi surprise (kejutan). Laily terkesan karena Muyas sangat terkesan dengan pemberiannya. “Sampai dicium-cium,” ungkapnya.
Muyas mengatakan suka dan mengucap banyak terima kasih kepadanya. Bahkan dia sempat ingin mengganti uangnya, tapi Laily menolaknya. Muyas saat itu mengatakan akan menunjukkan replika Twin Tower itu ke suaminya, Suroso. “Alhamdulillah. Sampai saya dipeluk,” kenang Laily.
Besok Laily telah berencana rapat lagi dengan Muyas dan rekan dosen FAI lainnya guna persiapan akreditasi. “Saya tadi benar-benar kaget, Bu Muyas sakit karena sebelumnya sehat,” ujarnya.
Berdasarkan cerita sang suami, Muyas duduk ketenggengen (merenung terkejut) lalu tidak sadar usai mendapat kabar dirinya mendapat undian hadiah umrah di tempat membeli oleh-oleh untuk mertuanya yang kini sedang berhaji. Berita itu benar adanya.
Kemudian ia dibawa ke RS Ibnu Sina. Laily menceritakan, “Identifikasi dokter terkena serangan stroke. Beliau punya riwayat diabetes dan tekanan darah tinggi.”
Baca sambungan di halaman 4: Sederhana dan Perhatian