Islam Memuliakan Perempuan
Ahmad Hariadi menjelaskan, Islam memandang perempuan sama mulianya dengan laki-laki dengan mengutip Surat an-Nahl 97:
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Jadi, jelas dia, siapa saja orang beriman yang mengerjakan kebaikan akan mendapat balasan kehidupan yang baik. Menurutnya balasan kehidupan yang baik itu bisa berarti di akhirat tapi juga bisa bermakna di dunia. Atau di dunia dan akhirat.
“Dan itu berlaku sama untuk lali-laki maupun perempuan,” ujar Konsultan Manajemen Pendidikan pada projek IAPBE (Indonesia-Australia Partnership in Basic Education) ini.
Dia lalu menjelaskan implementasi kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan contoh kehidupan Rasulullah SAW bersama istrinya, Khadijah. Yakni saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama.
Saat itu Nabi SAW merasakan kekhawatiran. Sepulang dari Gua Hira, Nabi Muhammad pun minta diselimuti. Khadijah lalu menyelimutinya dan bersumpah untuk menguatkan suaminya:
“Demi Allah kamu itu tidak akan dihinakan. Karena kamu adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, membantu yang memerlukan, meringankan orang yang tidak berpunya, memuliakan tamu, dan menolong untuk kebenaran.”
Menurut Ahmad Hariadi, perkataan Khadijah itu bukti bahwa dia perempuan yang ‘berani’ memberikan masukan pada suaminya. Sebab kalau posisi perempuan begitu direndahkan, maka kemungkinan kecil dia berani melakukan hal itu.
“Jadi para jamaah fondasi keluarga ini kita bangun dengan derajat kesetaraan yang punya peluang sama bahwa kita kalau mau berbuat amal saleh maka siapa pun itu maka Allah akan hidupkan dengan kehidupan yang thayibah,” pesannya.
Menurutnya, suami dan istri itu sama-sama punya cara atau jalan untuk memperoleh kehidupan yang baik. “Dan itu sudah diperagakan oleh Nabi kita, Muhammad SAW,” kata dia.
Baca sambungan di halaman 4: Penguatan Visi Keluarga