Penguatan Visi Keluarga
Ahmad Hariadi menjelaskan, ikhtiar kedua untuk menguatkan fondasi keluarga adalah dengan menguatkan visi atau mimpi bersama.
“Visi atau mimpi dalam keluarga adalah sesuatu yang ingin kita capai dalam jangka panjang,” katanya. Menurutnya mimpi itu bisa tercermin dari doa-doa pada Allah atau cita-cita yang ditulis.
Ustadz Ahmad menjelaskan, visi terpenting dari kehidupan ini adalah bahwa semua yang kita lakukan bisa bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
“Masak bisa,” tanya guru Matematika itu retoris.
“Bisa! Wong Nabi yang menjelaskan. Innamal akmalu binniyah wainnama likulimriin ma nawa dan seterusnya,” jawabnya,
Hadis terkenal soal niat yang tercantum di kitab Hadis Arbain An-Nawawiah itu menceritakan ada seorang yang berhijrah dengan niat memperoleh istri. Maka dia akan mendapatkannya. Tapi Nabi SAW meluruskan bahwa niat yang benar itu hanya karena Allah dan rasul-Nya.
“Membangun keluarga sama. Kita perbaiki mimpi, dasar berpijaknya niat. Ketika ini kita perbaiki insyallah semua jadi baik,” tuturnya.
Dia menerangkan, “Kalau berkeluarga kita awalnya atau tujuannya hanya untuk memperoleh kenikmatan-kenikmatan duniawiah, maka kita akan dapat, insyaallah. Tapi mimpi yang lebih besarnya adalah bahwa dengan berkeluarga itu separuh dari agama ini sudah kita lakukan. Sebab separuh keimanan itu ada di sana.”
Sebab, lanjutnya, mimpi yang kita bangun adalah mimpi Ilahiah, yang itu semua jangka panjang, tidak sesaat. Sebagaimana tercermin dalam doa di Surat al-Furqan 74:
”Dan orang-orang yang berkata: ’Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.’”
“Jadi mimpi kita itu bagaimana anak kita, keluarga kita menjadi qurata a’yun,” katanya.
Menjelaskan itu, Ahmad Hariadi mengatakan qurata a’yun bukan bermakna semua yang kita lihat menjadi kesenangan-kesenangan duniawiah. “Bukan itu. Qurata a’yun itu ketika mereka menjadi orang-orang yang bertakwa,” kata dia. “Atau kita merasa termotivasi untuk selalu berbuat baik ketika bersamanya.”
Baca sambungan di halaman 5: Peningkatan Kompetensi Berkeluarga