JIS, Jejak, dan Siapa (Tak) Bijak? Oleh M. Anwar Djaelani, peminat masalah sosial-kemasyarakatan dan penulis sepuluh buku
PWMU.CO – Apa boleh buat! Kontroversi rencana pemerintah merenovasi Jakarta International Stadium (JIS), malah menyadarkan masyarakat. Bahwa, ada yang tak tepat dalam “memperlakukan jejak” orang.
Ada akibat serius atas hal di atas. Pertama, pihak yang akan merenovasi JIS dinilai telah mempolitisasi stadion itu untuk sebuah kepentingan tertentu. Kedua, sebaliknya, Anies Baswedan yang terkait langsung dengan proses pendirian JIS semakin mendapat simpati masyarakat.
Perhatikan rangkaian berita di tahun 2022 dan 2023 ini: PSSI Akui JIS Megah dan Berstandar FIFA (https://www.cnnindonesia.com 13 September 2022). Sepuluh bulan berikutnya: Disebut Belum Sesuai Standar FIFA, JIS akan Direnovasi (www.republika.co.id 4 Juli 2023).
Intinya, di hari-hari ini, JIS berada dalam pusaran polemik. Cermatilah ini: JIS Warisan Anies: Dulu Berkelas, Kini Dicap Tak Standar FIFA (https://www.cnbcindonesia.com/ 5 Juli 2023).
JIS, seperti apa gambarannya? Sebagai Gubernur DKI, pada 2019 Anies Baswedan meneruskan pembangunan JIS yang telah dimulai sebelum dia menjabat. Ia mengumumkan nama Jakarta International Stadium (JIS). Anggarannya diklaim mencapai Rp 4,5 triliun, di lahan seluas 22 hektar. Pembangunan JIS selesai 100 persen pada April 2022. Kapasitasnya mencapai 82 ribu penonton. Pemprov DKI Jakarta meresmikan JIS pada 24 Juli 2022.
Terlihat, ada jejak Anies Baswedan di balik JIS. Ada salah satu kisah sukses sosok yang disebut-sebut akan maju dalam kontestasi pemilihan prediden di 2024.
Alam Terkembang
Ada falsafah sangat bagus di negeri ini: Alam Terkembang Jadi Guru. Ungkapan ini, memberi pesan bahwa segala sesuatu yang tersaji di alam semesta ini merupakan anugerah Allah yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan kehidupan. Ungkapan tersebut selaras dengan setidaknya dua ayat Allah ini: Pertama, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”(al-‘Alaq 1). Kedua, ”Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (Al-Hasyr: 2).
Ada pelajaran sangat berharga dari dua ayat di atas. Pertama, selalulah baca apapun yang ada di sekitar kita. Bacalah, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis. Kedua, dari hasil bacaan itu, ambillah pelajaran.
Sungguh, apapun yang ada di alam semesta ini, keberadaannya tak ada yang sia-sia. Semuanya punya makna, yaitu bisa memberi pelajaran meski itu sekadar daun yang jatuh.
Kita harus rajin membaca. Jejak kehidupan siapa saja, perlu kita cermati untuk mengambil pelajaran darinya. Perhatikan ayat ini: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf: 111).
Baca sambungan di halaman 2: Jangan Hapus Jejak
Discussion about this post