10 Komitmen Perempuan Berkemjuan
Mantan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat ini lalu menerangkan 10 komitmen perempuan berkemajuan.
- Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Contohnya HP barangnya kecil tapi besar sekali dampaknya positif dan negatifnya,” kata dia.
- Pelestarian lingkungan. “Tujuannya untuk mengurangi kantong plastik,” ujarnya.
- Penguatan keluarga sakinah. Dalam kehidupan Aisyiyah itu ada buku tuntunan keluarga sakinah.
- Pemberdayaan masyarakat sehingga warga Aisyiyah yang baik tentu kita sudah ada di posisi seperti ini. Di manapun berada harus bermanfaat.
- Filantropi berkemajuan. Dia menjelaskan, filantropi merupakan tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, pikiran, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain.
- Aktor perdamaian. Berdamai pada siapapun, karena pemimpin itu berbentuk pada kolektif dan kolegial (organisasi yang bermartabat).
- Berpatisipasi publik. “Maksudnya silakan yang mau terjun ke politik (menjadi calon legislatif). Asalkan tetap komitmen bermuhammadiyah. Berangkat dari Muhammadiyah dan Aisyiyah, maka kembalilah ke Aisyiyah, ketika jadi caleg harus cuti dari kepemimpinan, tapi tetap sebagai anggota. Jangan sampai salah paham. Cuti dalam kepemimpinan,” terangnya.
- Kemandirian ekonomi. konsepnya tidak jauh dari kepemimpinan pada zaman Khulafaur Rasyidin. “Kalau di Aisyiyah saling melengkapi insyaallah ada sosok seperti Abu Bakar sosok yang bijaksana, Umar bin Khatab cerdas ketika mengambil kebijakan. Usman orang yang dermawan,” jelasnya.
- Peran kebangsaan. Yakni ikut ke medan perang kebangsaan. Saling membantu.
- Kemanusiaan universal. Perempuan merupakan bagian dari warga dunia dalam relasi antar manusia yang setara, adil, dan berkeadaban. Karenanya perempuan dan gerakan-gerakan perempuan dari berbagai latarbelakang penting berkomitmen mengambil peran dalam usaha-usaha penguatan nilai-nilai dan praksis kemanusiaan universal.
Tujuh Karakter Perempuan Berkemajuan
Alumnus Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel—kini UINSA—Surabaya ini menjelaskan tujuh karakter perempuan berkemajuan. Yakni berbekal iman dan takwa; taat beribadah; berakhlakul karimah; berpikir tajdid (selalu memahami fikih); bersikap wasathiah; amaliah shalihah(selalu beramal baik); dan bersifat inklusif saling terbuka dengan siapapun dalam relasi sosial.
Setelah Diyana Mufidati selesai menerangkan materinya, dia meminta kepada ibu-ibu agar angkat tangan dan maju ke depan untuk menghafal atau membacakan tujuh syarat perempuan berkemajuan yang sudah dijelaskan itu.
Kemudian ada tujuh ibu yang angkat tangan dan maju satu per satu ke depan. Tapi dari ketujuh ibu tadi ada yang hafal dan ada yang tidak hafal tujuh syarat perempuan berkemajuan, sehingga Diyana membolehkan membaca catatannya.
Selanjutnya ketujuh ibu tadi mendapatkan doorprize uang masing-masing Rp 50 ribu dari Diyana Mufidati. Mereka senang dan gembira setelah mendapatkan kejutan tersebut. ( *)
Penulis Umi Hanik Editor Mohammad Nurfatoni