Guru SD Mudipat Workshop Sekolah Sirkular di UGM, liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Mulyanto
PWMU.CO – 30 guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (SD Mudipat) Pucang Surabaya Jawa Timur mengikuti Workshop Sekolah Sirkular melalui Pembelajaran di Kelas dan Praktik Keseharian di Sekolah. Acara berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (12/7/2023).
Workshop diisi oleh Tim Janitra Bhumi Indonesia (JBI) dan Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM di Ruang Rapat Kinanti 1 Residence UGM. Selain workshop, peserta juga belajar langsung di Sekolah Air Hujan Banyu Bening dan Sekolah Olah Sampah di Bantul Jogyakarta.
Direktur JBI Junita Widiati Arfani PhD menjelaskan ekonomi sirkular mengusulkan model baru bagi alur produksi dan konsumsi mencegah penggunaan sumber daya baru dan munculnya sampah di dunia.
“Bila sekolah dan warganya punya kesadaran ekonomi sirkular maka kehidupan dunia akan lebih baik. Kalau kita tidak menggunakan plastik saja, maka keberadaan manusia dan bumi akan sejahtera selamanya,” ujarnya.
Doktor dari Hiroshima University itu mengatakan ada dua arus manajemen material ketika produk telah selesai digunakan, yakni nutrisi biologis dan teknis. Atau yang bisa menyatu ke alam sama yang tak bisa.
“Nutrisi biologis, produk didesain untuk menyatu kembali dengan lingkungan secara aman. Sedangkan nutrisi teknis berupa produk didesain untuk kembali diolah ke alur produksi, idealnya tanpa harus masuk ke lingkungan,” jelas Jurusan Internasional Education ini.
Dia memaparkan, mata rantai produk botol plastic alurnya begitu panjang dan pasti setiap prosesnya menghasilkan limbah.
“Nah, dari alur yang begitu panjang tadi, bisa dibayangkan, dunia butuh kesadaran kita,” ungkapnya.
Ekonomi Sirkular
Peserta Workshop Erfin Walida Rahmania SPdI mengaku bersyukur bisa mengikuti Workshop Ekonomi sirkular tersebut.
Dia mengaku workshop itu menumbuhkan kesadaran guru dan tenaga pendidikan tempat dia bekerja dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular. Dari situ, sambungnya, sekolah dapat membuat regulasi tentang pengurangan limbah hingga program zero waste.
“Pendidikan menjadi salah satu lembaga yang diharapkan bisa menyukseskan harapan penyelamatan bumi dari hal terkecil. Seperti tidak memproduksi sampah, misalnya. Bismillah bisa,” tutur guru Bahasa Arab ini. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.