Musywil XVII Banyuwangi
Penyelenggaran Musywil XVII Pemuda Muhammadiyah di Banyuwagi, 27 Dzulhijjah 1444 atau 15 juli 2023 membawa saya bernostalgia. Jadi ingat peristiwa tahun 2002 saat Musywil XIII dilaksanakan di Genteng Banyuwangi. Saya terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) masa khidmat 2002-2006. Maka di tengah kesibukan yang cukup padat, saya berusa hadir meskipun harus menempuh perjalanan naik kereta api—datang pagi pulang balik sore hari.
Dalam kesempatan ini saya ingin ikut memberikan semangat kepada kawan-kawan peserta Musywil: teruslah menjadi Pemuda Muhammadiyah yang tidak keluar dari pakemnya.
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom kepemudaan dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang bertujuan menghimpun, membina, dan menggerakkan pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. Paling tidak Pemuda Muhammadiyah diharapkan menyiapkan dua kader: kader Muhammadiyah dan kader bangsa.
Banyak ruang-ruang kosong dalam Persyarikatan yang selama ini tidak atau belum terjawab oleh penyiapan kader yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah. Jika tidak, ruang itu akan diisi oleh orang lain. Muhammadiyah sekarang ini adalah organisasi keagamaan terbesar dan terkaya (Mardigu Wowik) dan di sana dibutuhkan kader yang mampu mengelola dengan wisdom ala Muhammadiyah
Melihat carut-marutnya pengelolaan negara, ketimpangan ekonomi, keruwetan demokrasi, ketidakjelasan keperpihakan hukum, dan lain-lain, tentu dibutuhkan orang yang the righ man the righ place. Ini juga merupakan tantangan Pemuda Muhammadiyah: bagaimana mampu melahirkan kader bangsa.
Jika dilihat dari umurnya, serasa Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat dewasa. Pemuda Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Zulhijah 1350 bertepatan tanggal 2 Mei 1932. Berarti sekarang sudah berumur 91 tahun, hampir seabad. Tentu kiprah yang produktif dan konstruktif sangat diharapkan baik di internal Muhammadiyah maupun untuk bangsa dan negara.
Mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengingatkan kepada seluruh kader Pemuda Muhammadiyah—baik yang di arena Musywil atau di manapun berada—bahwa al-Qur’an dan Sunah Nabi adalah dasar hidup Pemuda Muhammadiyah. Dan dalam perjuangannya mengedepankan ilmu dan akhlak, rela berkorban dengan jiwa dan raga untuk mewujudkan masyarakat utama dengan meneguhkan sikap hidup amar makruf nahi mungkar. Selalu siap sedia, selalu bergembira dan terus belomba-lomba dalam kebaikan untuk menuju Indonesia jaya sebagaimana Mars Pemuda Muhammadiyah.
Fastabiqul khairat (*)
Editor Mohammad Nurfatoni