Aktivis Tulen
Abdullah Said suka berorganisasi. Kesukaannya berorganisasi benar-benar dijiwainya dengan sepenuh tanggung jawab. Dia tidak ingin hanya namanya saja yang tercantum di struktur sebuah organisasi tapi pada kesehariannya tidak terlibat di dalam aktivitas yang nyata.
Di organisasi yang diikuti Abdullah Said, dia selalu memegang posisi yang paling diminatinya yaitu bagian dakwah dan pengaderan. Hal lain, di setiap pertemuan ada saja gagasan cemerlang yang dilontarkannya. Kebiasaannya yang khas ini, membuat teman-teman seorganisasinya bertanya-tanya manakala dia tidak hadir dalam suatu pertemuan. Ini, karena forum terasa hambar.
Ketika di PGAN di Makassar, Abdullah Said aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII). Dia sebagai Pengurus Ranting di sekolahnya. Di PII, jenjang keorganisasian dia teruskan sampai ke tingkat wilayah (provinsi).
Selain PII, organisasi yang pernah memberinya banyak pengalaman adalah Pemuda Muhammadiyah. Abdullah Said menjadi aktivis organisasi ini dari tingkat Cabang di Malimongan Baru Makassar hingga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) periode 1966-1968. Di kepemimpinan ini, dia sebagai Ketua Biro Dakwah dan Publikasi.
Pada 1967 Pemuda Muhammadiyah Sulselra mengutus Abdullah Said mengikuti pengaderan instruktur tingkat nasional di Yogyakarta. Lalu, Abdullah Said sempat masuk dalam tim penggodokan Metode Pengaderan Pemuda Muhammadiyah.
Pada masa itulah Abdullah Said memanfaatkan untuk keliling Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) guna mengadakan pengaderan Pemuda Muhammadiyah. Namanya pun mulai terkenal di kawasan Sulawesi.
Pada masa pengganyangan G30S/PKI, Abdullah Said bergabung ke dalam organisasi pemuda-pelajar yaitu Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia (KAPPI) Sulawesi Selatan. Organisasi ini kerap mengadakan demonstrasi bersama tokoh-tokoh pemuda-pelajar Sulawesi Selatan yang lain.
Abdullah Said juga aktif mengikuti latihan fisik ketika terbentuk Komando Keamanan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Dia turut aktif di kegiatan ronda untuk menjaga ulama-ulama dan tokoh-tokoh Islam dari gangguan sisa-sisa anggota PKI dan antek-anteknya.
Baca sambungan di halaman 3: Ghirah Pemuda