Dekat dengan Tokoh Nasional
Sebagai guru bangsa, lanjut Din Syamsudin, di usianya yang akan menginjak 65 tahun,dirinya merasa tetap bertanggung jawab untuk memberi arahan ke umat dan memberi banyak masukan. Namun tidak untuk jabatan, hanya demi izzul Islam wal muslimin.
“Saya yang pernah diberi amanah di pergerakan Islam di Muhammadiyah dan MUI tentu juga ingin berbuat (sesuatu untuk bangsa ini). Namun dalam keterbatasan-keterbatasan yang saya miliki,” ucap Prof Din singkat, saat ditemui usai menyampaikan kajian langsung bergegas menuju bandara Juanda.
Dalam kajiannya di depan para pimpinan Muhammadiyah Kota Surabaya, Din Syamsudin bercerita banyak tentang pengalamannya dan kapasitasnya sebagai tokoh nasional. Dia selalu menjalin komunikasi dengan pemerintah, termasuk di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga masa Presiden Jokowi.
Dia juga mengaku juga dekat dan terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh nasional yang digadang-gadang jadi bakal capres dan cawapres, yang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
“Saya merasa dekat dengan Anies Baswedan, junior saya dari UGM dan HMI. Juga dengan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartanto, dan Zulkifli Hasan. Mereka adalah tokoh-tokoh hebat dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun, karena harus memilih satu maka harus ada pilihan. Saya meletakkan pilihan pada figur yang berwawasan kebangsaan yang majemuk, namun tidak meminggirkan peran dan posisi umat Islam. Itulah wawasan keindonesiaan sejati,” tambah Prof Din. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni