PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lamongan Muhammad Ghufron MAg menegaskan pentingnya mengkaji tauhid bagi warga Muhammadiyah. “Sebab hal ini akan menjauhkan diri dari penyimpangan aturan agama,” ujarnya saat memberikan materi dalam Pengajian Jumat Wage di Desa Patihan Kecamatan Babat, Lamongan, (19/5).
Ghufron menjelaskan, naluri manusia pada dasarnya bertuhan, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Al-A’raf ayat 172, “Alastu birobbikum, qalu balaa syahidna (Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, benar kami menjadi saksi).” Ayat ini, kata Ghufro, menunjukkan bahwa mausia mempunyai naluri bertuhan.
(Baca: Ketika Ilmu Nujum Diperbincangkan di Jumat Wage)
“Cobalah kita perhatikan sebelum datangnya Islam, seperti di Nusantara. Banyak orang memakai simbol-simbol dalam membuat rumah. Ada tebu, padi, bahkan bendera. Ketika panen, mereka juga membuat acara sedekah bumi,” papar Ghufron. Sebetulnya, kata dia, simbol-simbol dan perbuatan itu menunjukkan bahwa mereka percaya kepada Tuhan. “Namun arahnya tidak jelas.”
Ghufron mengungkapkan, semua nabi diperintahkan oleh Allah untuk memberikan info bahwa Tuhan itu satu. “Maka, kita kenal tauhid rububiyah, yang memberikan informasi kepada manusia agar meyakini hanya Allah SWT yang mengatur alam semesta ini,” jelas dia.
Menurutnya, Allah yang mengatur perbedaan siang dan malam dan penciptaan langit dan bumi. ”Namun keyakinan ini akan menjadi mantap apabila dilengkapi tauhid uluhiyah yakni suatu keyakinan yang menyatakan hanya Allah yang patut disembah,” tutur Ghufron.
(Baca juga: Di Pengajian Jumat Kliwon, Kyai Muhammadiyah Babat Ini Sampaikan Kegembiraan sekaligus Kesedihannya)
Kalau kita sudah menauhidkan Allah, katanya, maka keyakinan ini akan kuat di hati sebagaimana sang penggembala yang takut untuk menjual kambing tuannya karena dia merasa dilihat oleh Allah SWT. “Wah, seandainya para pejabat memiliki rasa takut kepada Allah SWT, tentu tidak akan ada korupsi,“ ujarnya.
Nabi Ibrahim AS, jelas Ghufron, adalah pemuda yang berani menghancurkan berhala . “Beliau sendirian lagi. Tak ada yang membantu. Karena dianggapnya berhala itu menyesatkan masyarakat,” cerita dia. Tauhid yang menghunjam dalam diri, tambah Ghufron, akan meyakini bahwa shalat, ibadah, hidup dan mati hanya untuk Allah SWT. “Jadi tauhid harus kita amalkandalam kehidupan. Ini doktrin yang tidak bisa ditolak.”
Pengajian Jumat Wage yang dihadiri oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-Cabang Babat. Dalam acara tersebut, disertai pemberian santuan kepada warga tak mampu di Desa Patihan. (Hilman Sueb)