Hari Hepatitis Sedunia 2023 ‘One Life, One Liver’, Upaya Pencegahan dan Pengobatan

Logo Hari Hepatitis Sedunia 2023

PWMU.CO – Hari Hepatitis Sedunia 2023 atau World Hepatitis Day diperingati setiap tanggal 28 Juli. Peringatan ini sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah global yang berkaitan dengan upaya penanggulangan dan pencegahan virus hepatitis di seluruh dunia.

Untuk mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan Hari Hepatitis Sedunia tahun 2023 ini, berikut ini perbincangan PWMU.CO dengan Prof Maksum Radji, Guru Besar Mikrobiologi, Prodi Farmasi FIKES, Universitas Esa Unggul Jakarta. Prof Maksum juga dikenal sebagai Pembina Pondok Pesantren Babussalam Socah, Bangkalan pada Jumat, (28/07/2023).

Makna dan Tema “One Life, One Liver”  

Prof Maksum menjelaskan bahwa Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli di seluruh dunia ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit hepatitis dan penularannya, meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian virus hepatitis, serta meningkatkan cakupan vaksin hepatitis B dan tanggap global terhadap penyakit hepatitis.

Adapun tema Hari Hepatitis Sedunia 2023 adalah “One Life, One Liver” yang artinya “Satu Kehidupan, Satu Hati”. Tema ini merupakan ajakan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap hepatitis karena penyakit hepatitis ini dapat menghilangkan satu nyawa dan satu hati pemiliknya.

Sejarah Hari Hepatitis Sedunia

Melansir laman https://www.edudwar.com/world-hepatitis-day/ peringatan hari hepatitis sedunia ini dimulai ketika berbagai kelompok pasien hepatitis di Eropa dan Timur Tengah memperingati Hari Kesadaran Hepatitis C Internasional pada tanggal 1 Oktober 2004. Selain itu, sejumlah kelompok lain juga merayakan hari Hepatitis pada hari yang berbeda. Berdasarkan pertimbangan akan pentingnya untuk memperingati hari tersebut, maka pada tahun 2008 World Hepatitis Alliance dan kelompok pasien hepatitis mendeklarasikan tanggal 19 Mei sebagai Hari Hepatitis Sedunia yang pertama.

Kemudian pada bulan Mei 2010 berdasarkan resolusi sidang Majelis Kesehatan Dunia PBB yang ke-63, tanggal 28 Juli dipilih sebagai pengganti 19 Mei untuk diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. 

Tanggal 28 Juli ini dipilih sekaligus untuk menghormati Baruch Samuel Blumberg, sebagai penemu virus hepatitis B, di mana tanggal 28 Juli merupakan hari ulang tahunnya. Sejak tahun 2011, setiap tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia.

Dr. Blumberg telah menemukan dan mengidentifikasi virus hepatitis B pada tahun 1967, dan dua tahun kemudian ia berhasil mengembangkan vaksin hepatitis B yang pertama. Berdasarkan temuan yang luar biasa tersebut Dr Blumberg mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1976.

Baca sambungan di halaman 2: Berbagai Penyebab Penyakit Hepatitis

Berbagai Penyebab Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah peradangan hati, khususnya yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan berbagai gejala medis pada hati penderitanya. Terdapat lima galur utama virus hepatitis yaitu tipe A, B, C, D, dan E, yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis, 

Masing-masing galur virus hepatitis tersebut berbeda cara penularannya, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis, dan metode pencegahannya. Virus hepatitis A (HAV) adalah penyebab utama hepatitis A. HAV biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi dalam kasus kurangnya kebersihan, sanitasi yang buruk, atau kontak dekat dengan individu yang terinfeksi.

Virus hepatitis B (HBV) adalah penyebab utama hepatitis B. HBV ditularkan melalui darah, cairan tubuh lainnya, atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Penyebab umum lainnya termasuk penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah yang tidak aman, atau penularan dari ibu ke anak selama kelahiran.

Virus hepatitis C (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis C, yang ditularkan terutama melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah yang tidak aman, atau melalui tindakan medis yang tidak steril. 

Sedangkan infeksi Virus hepatitis D (HDV) terjadi saat seseorang yang telah terinfeksi HBV atau secara bersamaan terinfeksi HBV dan HDV. Penularan HDV terutama melalui darah, seperti penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui hubungan seksual.

Virus hepatitis E (HEV) penyebab utama hepatitis E, biasanya ditularkan melalui air yang terkontaminasi atau makanan yang tercemar oleh tinja orang yang terinfeksi. Hepatitis E lebih umum terjadi di daerah-daerah dengan sanitasi yang buruk.

Saat ini diperkirakan sebanyak 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C. Sekitar 240 juta di antaranya bersifat kronis dan berisiko berkembang menjadi kanker hati. Angka kematian yang disebabkan oleh virus hepatitis B sangat tinggi, yaitu sekitar 500-700 ribu orang per tahun. 

Indonesia merupakan salah satu negara dari 20 negara dengan kasus penyakit hepatitis tertinggi di dunia. Berdasarkan data yang dilansir dari Kemenkes RI, sepanjang tahun 2022, sekitar 7,1 persen atau 18 juta masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B, di mana sekitar 35.757 bayi lahir mengidap hepatitis B.

Hal ini menunjukkan bahwa risiko penularan virus hepatitis khususnya hepatitis B, C, dan D terjadi secara vertikal yaitu penularan yang terjadi langsung dari Ibu ke bayinya. Selain itu transmisi virus hepatitis B, C, dan D dapat terjadi melalui cairan tubuh (air ludah, cairan sperma), penggunaan alat tindik atau tato, maupun penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba. Separuh dari dari jumlah tersebut sangat berisiko menjadi hepatitis kronis. 

Baca sambungan di halaman 2: Gejala Klinis Hepatitis A, B, C, D dan E

Gejala Klinis Hepatitis A, B, C, D dan E 

Menurut Prof Maksum, umumnya orang yang terinfeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E hanya menunjukkan gejala ringan atau sedang. Namun, setiap galur virus dapat menyebabkan gejala yang lebih parah. Gejala hepatitis A, B dan C antara lain termasuk demam, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, urin berwarna gelap dan kulit serta bagian putih mata menguning. Dalam beberapa kasus, virus juga dapat menyebabkan infeksi hati kronis yang nantinya dapat berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati, hingga risiko kematian.

Hepatitis D (HDV) hanya ditemukan pada orang yang sudah terinfeksi hepatitis B (HBV); namun, infeksi ganda HBV dan HDV dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dan prognosis yang lebih buruk, termasuk percepatan perkembangan menjadi sirosis hati. 

Gejala klinis Hepatitis E (HEV) dimulai dengan demam ringan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah yang berlangsung selama beberapa hari. Beberapa orang dapat mengalami sakit perut, gatal (tanpa lesi kulit), ruam kulit atau nyeri sendi. Mereka mungkin juga menunjukkan penyakit kuning, dengan urin gelap dan tinja pucat, dan gejala pembesaran hati (hepatomegali), atau gagal hati akut.

Upaya Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis

Angka kesakitan dan kematian akibat infeksi virus hepatitis sangat tinggi. Oleh sebab itu diperlukan upaya pencegahan. Saat ini vaksin hepatitis yang aman dan efektif telah tersedia untuk mencegah virus hepatitis B (HBV). Vaksin ini juga dapat mencegah perkembangan virus hepatitis D (HDV) dan jika diberikan saat bayi lahir dapat mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak.

Selain itu infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan senyawa antivirus. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis hati, mengurangi kejadian kanker hati, dan meningkatkan kelangsungan hidup. Vaksin untuk mencegah infeksi hepatitis E (HEV) juga tersedia, walaupun saat ini belum tersedia secara luas.

Hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis. Beberapa orang dapat sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain dapat terjadi komplikasi lebih lanjut, termasuk sirosis atau kanker. Obat antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95 persen orang dengan infeksi hepatitis C, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati. 

Sedangkan virus hepatitis A (HAV) merupakan virus hepatitis yang paling umum terjadi di negara-negara yang tingkat sanitasinya kurang baik akibat akses ke sumber air bersih terbatas dan adanya risiko makanan yang terkontaminasi. Vaksin yang aman dan efektif juga tersedia untuk mencegah hepatitis A. Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan, dengan sebagian besar dapat pulih sepenuhnya dan menghasilkan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus hepatitis A. 

Di samping itu selain program vaksinasi upaya pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan yang sehat, hindari merokok dan alkohol, serta upaya lainnya guna mencegah penularan virus hepatitis dari ibu ke bayinya. (*)

Penulis Isrotul Sukma Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version