Data Pengguna Digital
Ayah lima anak dengan dua cucu itu kembali menekankan pentingnya menulis di internet atau media sosial dengan menyampaikan data terbaru pengguna internet yang dirilis We are Social pada Januari 2023.
Dari 8,1 miliar penduduk dunia, pengguna internet adalah 5,16 miliar. Sedangkan yang aktif di media sosial sebesar 4,76 miliar. Bahkan yang terkoneksi dengan cellular mobile 8,46 miliar orang. Artinya lebih besar dari jumlah penduduk dunia karena ada satu orang yang memiliki smartphone lebih dari satu.
Sedangkan di Indonesia pengguna internet mencapai 212,9 juta orang atau 77 persen dari penduduk Indonesia yang berjumlah 276.4 jiwa. Dan pengguna media sosial ialah 167 juta atau 60,4 persen. Adapun yang terkoneksi dengan cellular mobile adalah 353,8 juta alias 128 persen.
Mencermati data tersebut, Fatoni mengajak para guru untuk aktif menulis atau membuat konten positif, termasuk soal sekolah, di dunia digital. “Ini ‘ceruk pasar’ yang luar biasa,” kata alumnus IKIP Negeri Surabaya tahun 1992 itu.
Sayangnya, dia melanjutkan, Muhammadiyah, termasuk sekolahnya, masih tertinggal soal ini. Untuk membuktikan hal itu, dia mengajak peserta mengecek beberapa sample kata kunci untuk dicari di mesin pencari Google. Hasilnya web Muhammadiyah atau yang terafiliasi dengan Muhammadiyah tidak muncul di deretan atas.
“Ini istilah saya Muhammadiyah tenggelam di dasar Google,” katanya, mengenalkan istilah itu sejak dia tulis di majalah Matan beberapa tahun silam.
Bukan hanya dalam konten agama atau fikih, tapi informasi sekolah Muhammadiyah juga tenggelam di dasar Google. Itu terbukti saat dia mengajak para guru mencari frasa ‘sekolah unggulan di Jawa Timur’ di Google, maka yang berada di posisi atas pencarian bukan web atau konten sekolah Muhammadiyah.
Oleh karena itu, pria asli Lamongan yang kini bermukim di Gresik itu mengajak para guru ‘mengangkat’ Muhammadiyah ke atas permukaan Google. “Pertama, tentu saja harus menulis atau membuat konten sebanyak-banyaknya di media digital,” kata dia.
Kedua menulis berita dengan memperhatikan indikator SEO (search engine optimization) sehingga memudahkan pencarian di Google. Dia kemudian menjelaskan Panjang kali lebar bagaimana menulis yang, istilahnya SEOable.
Yang tak kalah penting, setelah menulis membuat konten adalah dengan subcribe, like, comment dan meviralkannya. (*)
Penulis Evi Damayanti Editor Mohammad Nurfatoni