Ada Upaya Hilangkan Peran Umat Islam
Kampanye Jashijau Yes, lanjut HNW, untuk mengkritisi banyaknya peristiwa sejarah yang coba dihilangkan, terutama melalui Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Mereka kemarin menerbitkan buku dua jilid tentang kamus sejarah Indonesia, dari tahun 1900 sampai sekarang,” katanya.
Dalam kajian HNW, pada buku jilid pertama tentang Indonesia dalam pembentukan 1900-1950, perjuangan umat Islam banyak dihilangkan. Tidak ada judul atau pembahasan tentang Jong Islamic Bond, KH Hasyim Ashari, KH Wahid Hasyim, KH Mas Mansyur. Tidak ada judul tentang tokoh-tokoh Masyumi penyelamat RIS: seperti Syafrudin Prawiranegara, Muhammad Nasir, dan lain-lain.
“Kami kritik keras, kami sampaikan ke NU, Muhammadiyah. Akhirnya buku itu ditarik,” ungkap HNW.
Menurut HNW, ulama itu bukan hijau NU, hijau Muhammadiyah saja. Bahkan sebelum itu semua, Jam’iyahtul Khoir yang berdiri tahun 1901 warnanya juga hijau. Kemudian KH Ahmad Dahlan juga menjadi anggota Jam’iyahtul Khoir tahun 1906, juga HOS Tjokroaminoto.
“Seringkali istilah jas hijau diambil oleh NU tahun 1926. Padahal jauh sebelum itu Muhammadiyah sejak 1912 sudah pakai hijau juga, seperti dalam mars Sang Surya tersebut hijau berseri,” ungkapnya.
Walhasil, hijau (simbol) semua umat Islam. “Kami sangat menyadari upaya sistematis iniakan terus kami perjuangan sendirian dan/atau kami bocorkan ke teman-teman seperjuangan,” tegas HNW. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni