PWMU.CO – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan aspirasi Muhammadiyah sangat penting bagi bangsa. Dr H Muhammad Hidayat Nur Wahid Lc MA alias HNW menyampaikan hal itu dalam kunjungannya ke Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ahad (30/7/2023).
HNW menyatakan dirinya terbuka atas masukan dan kritikan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah, baik dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, PWM, maupun Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM).
“Inilah putra-putri PKS yang hadir, siap untuk dijewer, dinasihat, dan dipanggil, termasuk dua anggota DPRD dan satu anggota DPR RI,” ujarnya. Tiga anggota legislatif yang dimaksud HNW adalah Lilik Hendrawati (Anggota DPRD Jatim), Reni Astuti (Wakil Ketua DPRD Surabaya), dan Ir H Sigit Susiantomo (Anggota DPR RI Dapil Jatim I).
“Kami yang siap perjuangkan aspirasi apa pun dari PWM Jatim maupun PDM Surabaya,” tambah HNW yang berjanji memberikan instruksi khusus untuk Partai Kesejahteraan Keadilan (PKS), jika ada aspirasi dari Muhammadiyah.
Luruskan Kiblat Bangsa
Menurut HNW, pihaknya ingin banyak menerima masukan dan jeweran untuk menyongsong Indonesia emas 2045 agar berjalan secara benar. Tidak dengan cara melanggengkan perpecahan yang dikhawatirkan berdampak pada pembelahan anak bangsa.
“Salah satu caranya adalah keteladanan, seperti yang dilakukan Prof Din Syamsuddin yang menggalakkan jihad konstitusi,” ungkap HNW.
“Kami ingin tetap menjadikan Indonesia dalam kiblat yang benar, tentunya sangat memerlukan beragam masukan, aspirasi, jeweran, atau apa pun. Karena faktanya menjaga dan mengkritisi itu masih bisa,” tegasnya.
HNW memberi contoh ikhtiar yang dilakukannya. Misalnya mengritisi wacana presiden tiga periode. “Di MPR saya yang vokal menegaskan reformasi menghadirkan konstitusi yang berubah, menegaskan presiden atas batasnya dua periode saja. Tiga periode masih memungkinkan, tapi hanya di desa. Di desa bisa tiga periode,” kata dia.
Menurutnya, suara kritis yang awalnya minoritas bisa jadi dominan di MPR hingga presiden dua periode sudah kata kunci yang tidak dapat digugat.
HNW juga juga mengungkapkan adanya keinginan perpanjangan masa jabatan presiden dua tahun karena di masa pandemi Covid-19 tidak bisa bekerja. “Minta kado dua tahun dan pemilu diundurkan,” katanya. Dia lalu menyampaikan, pemilu Orde Baru pernah diundur dari 1972 ke 1973. Tapi zaman Habibie pemilu malah dimajukan, dari 2002 jadi 1999.
“Kenapa bisa dimajumundurkan? Karena belum diatur konstitusi. Maka diaturlah UU pemilu harus jurdil dan dilaksanakan lima tahun sekali,” tegasnya.
NWH juga menyampaikan soal wacana presiden dua periode bisa dicalonkan jadi wakil presiden. “Ada yang melakukan judicial review. Untungnya MK masih punya akal sehat juga,” kata dia.
Ada juga upaya judicial review sistem pemilu: terbuka dan tertutup? “Prof Denny Indrayana membocorkan itu. Tapi saya yakin MK punya nurani tetap terapkan sistem pemilu terbuka,” tambahnya.
Intinya, kata HNW, permasalahan di negeri ini beberapa masih mengkhawatirkan, tetapi beberapa hal masih bisa dikoreksi.
“Dengan silaturahmi ini, kolaborasi, taawun antar kita semua bisa kumpulkan. Monggo kalau ke Jakarta bisa ke MPR, DPR, ke rumah. Monggo saya siap berkolaborasi,” kata HNW menawarkan diri.
Baca sambungan di halaman 2: Tetap Optimis meski Ada Kekhawatiran