Tetap Optimis meski Ada Kekhawatiran
Menanggapi banyaknya pertanyaan yang diutarakan para tokoh Muhammadiyah Jatim yang hadir menemuinya saat kunjungannya di Kantor PWM Jatim itu, HNW memandang satu sisi ada pesimisme. Tapi begitu ada pertanyaan perjuangannya di MPR/DPR berarti ada optimisme.
“Prof Syafi’i Ma’arif kita dipesan tidak boleh berputus asa. Prof Din juga menggalang jihad konstitusi meluruskan kiblat bangsa. Artinya, segala unek-unek yang belum puas, monggo ke Jakarta. Ke MPR boleh, ke DPR boleh, ke rumah saya boleh. Saya diminta ke kantor PP Muhammadiyah juga siap,” kata HNW sekali lagi menawarkan diri untuk dialog.
HNW mengaku sering mengundang ormas-ormas Islam, termasuk Muhammadiyah, untuk mendapat masukan tentang rancangan UU yang akan dibahas. “Saya pernah menghadiri undangan Prof Din untuk ke PP Muhammadiyah membahas UU. Juga di masa Pak Haidar Nashir juga mendapatkan penjelasan tentang UU yang sedang dibahas,” ungkapnya.
Contoh perjuangan konstitusional yang dilakukan HNW dan PKS dan termasuk yang spektakuler di tahun 2012. Saat itu pemerintah ingin memberlakukan kembali asas tunggal Pancasila bagi ormas.
“Sepuluh partai sudah setuju, tinggal kami sendirian. Kami tidak cemas. Tidak takut. Kami melawan dan kami menang. Itu sepenuhnya sepengetahuan dengan Pak Din Syamsuddin,” ungkap HNW.
Dia mempertanyakan, “Kenapa asas Islam tidak dibolehkan untuk ormas, padahal partai boleh pakai asas Islam? Padahal ormas berasal dari beragam latar belakang bhinneka tunggal ika dan mereka tidak urus negara. Kenapa tidak boleh gunakan asas sesuai kekhasan mereka?”
“Itu kami perjuangkan dan akhirnya diperbolehkan, termasuk asas Islam untuk Muhammadiyah dan ormas lainnya. Kami berjuang sendirian,” tegas HNW.
Masih Bisa Mengoreksi
Semua itu, lanjutnya, adalah fakta bahwa kami bisa mengoreksi dan jalan terus saja. Beragam jalur agar satu tujuan. “Kami sangat paham betul ormas Muhammadiyah dan NU itu sangat diperhatikan. Kami sangat siap memperjuangkan aspirasi dan menindaklanjutinya, termasuk RPJPM dan RPJP tetap jadi rancangan UU dan pasti dibahas dengan kami di DPR,” terangnya.
“Kalau kami mendapatkan naskah dari Muhammadiyah dan penyikapan dari Muhammadiyah, tentu kami akan lebih kuat lagi untuk penyikapan, untuk mengoreksi dan beragam masukan apa pun. Monggo disampaikan,” kata HNW.
“Silakan disampaikan di Jakarta, atau kapan pun Antum sampaikan aspirasi dari PP Muhammadiyah, PWM Jatim, ataupun PDM Surabaya, kami sangat siap, kami diundang, dipanggil pun kami siap datang untuk mendiskusikan ini. Kami di DPR punya hari aspirasi, setiap Selasa, kami menerima siapa pun yang datang untuk menyampaikan aspirasinya. Kami diundang atau dipanggil monggo,” tawar HWN
HNW menambahkan. “Kami sadar seluruh komponen bangsa sangat layak dan harus didengarkan dan diperjuangkan. Itulah yang kami komitmenkan dan sudah kami kerjakan,” ujarnya.
“Kupat dudoipun santen, wonten lepat nyuwon pangapunten,” kata HNW menutup perbincangan dengan parikan khas Suroboyoan. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni