RPB dan Pendidikan Politik
Rukmini mengenang, Muktamar Ke-48 Aisyiyah di Surakarta menghasilkan Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB) sebagai salah satu pandangan, pemikiran berkemajuan, dan menjadi salah satu rujukan dalam menjaga organisasi.
Adanya RPB ini, kata Rukmini, harapannya Aisyiyah dapat semakin maju dan berkembang. “Kepada seluruh ibu-ibu PWA sampai ke tingkat ranting di Jawa Timur, majelis, lembaga, dan amal usaha, kita tingkatkan diri kita menjadi pemimpin berkemajuan yang menggerakkan secara optimal untuk memajukan Aisyiyah dan Muhammadiyah yang kita cintai,” ujarnya.
Rukmini kemudian menegaskan agar selalu ingat 10 komitmen perempuan berkemajuan dalam mendorong penyelesaian permasalahan yang ada. “Kalau perlu, komitmen perempuan berkemajuan ini ditaruh di rumah kita, di kantor, di mana kita beraktivitas,” tuturnya.
Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan dan menuju demokrasi substantif dalam kehidupan politik kebangsaan. “Aisyiyah mengembangkan sikap kebangsaan yang berpijak pada kejujuran dan keadilan, kebenaran, tanggung jawab, kedamaian, dan berakhlak mulia untuk membawa Indonesia berkemajuan,” ungkapnya.
Dia juga meluruskan, keterlibatan perempuan dalam pesta demokrasi bukan hanya dalam hal keterlibatan mereka di partai politik ataupun menjadi legislatif dan eksekutif. “Keterlibatan perempuan juga penting dalam penyelenggaraan dan pengawasan Pemilu dari representasi perempuan di parlemen dan lembaga penyelenggara pemilu,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Rukmini, perlu meningkatkan pendidikan politik secara terus-menerus pada perempuan. Tentu oleh semua pihak yang memiliki kepentingan dengan menghadirkan politik yang santun, jujur, dan ramah bagi perempuan demi mewujudkan demokrasi yang sesungguhnya.
Menurutnya, ini bukan hanya persoalan keterwakilan perempuan dalam politik. Juga bukan hanya soal kekuasaan semata. Yang paling penting ialah keterlibatan perempuan secara politik sebagai bentuk kontribusi nyata perempuan untuk membangun bangsa yang demokratis dan berkeadaban.
Tak Ada Pensiun dan Pengangguran
Ibu yang aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Natra Umat Beragama (FKUB) Kota Malang ini menekankan, Aisyiyah perlu terus-menerus mengembangkan semangat berkemajuan untuk membangun kehidupan yang berkemajuan, menuju peradaban bangsa.
“Melalui hal ini, kami PWA Jawa Timur menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penggerak Aisyiyah di berbagai aspek, sampai ke tingkat ranting, yang berjuang tiada henti dan tak pernah lelah. Dalam kesederhanaan, keterbatasan, dan tetap bahagia dan istikamah untuk memajukan umat dan bangsa,” ucapnya.
Para penggerak inilah pemimpin sejati yang membangun peradaban bangsa, dengan penuh keikhlasan, semata mencari ridha Allah. Dia mendoakan, semoga semua diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan bisnis ini. Juga untuk mengembangkan Aisyiyah di Jawa Timur lima tahun ke depan, juga tentunya sampai waktu yang tak terbatas.
Rukmini menutup pidatonya dengan menegaskan, “Karena di Aisyiyah itu tidak ada istilah pensiun dan tidak ada istilah pengangguran. Justru orang yang menganggur itu adalah mereka yang tidak pernah berpikir bagaimana keadaan di sekitarnya!” (*)
Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Mohammad Nurfatoni/SN