Panggung Pengukuhan PDM Kalahkan Pentas Soneta, Begini Komentar Ketua PWM

Panggung pengukuhan
Ketua PWM Jatim Sukadiono, tengah, didampingi Sekretaris PDM, Samsul Arifin, kiri, dan Ketua PDM, M. Dawam Ichsan. (Ikhsan/PWMU.CO)

PWMU.CO – Panggung pengukuhan PDM-PDA Kota Probolinggo menarik perhatian Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM yang digelar di Graha Ahmad Dahlan, Ahad (6/8/2023).

Mengawali sambutannya, Sukadiono mengaku takjub dengan acara pendukung yang menyertai pengukuhan PDM dan PDA Kota Probolinggo ini. Sebab ruangan disulap serba temaram terbungkus tirai hitam dengan lampu sorot warna-warni.

”Ini pengukuhan terbesar dan termewah yang saya hadiri. Diisi talenta-talenta muda dengan seni dan olahraga,” katanya.

Yang membuat Sukadiono makin kagum, panggung pengukuhan di Graha KH Ahmad Dahlan mengalahkan pentas OM Soneta Group milik Rhoma Irama.

 ”Ada vocal dan backing vocalnya, ada putri Habib (Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin, Red.),” katanya.

Dia mengatakan, karena itu wajar kalau Indonesian Idol 2023 juaranya dari Probolinggo, Salma Salsabila. Lebih meyakinkan lagi, Salma memang alumnus TK ABA I, lembaga pendidikan di bawah PDA Kota Probolinggo.

Usai berkomentar soal gemerlap panggung yang mengalahkan Soneta, Sukadiono menjelaskan Manhaj Muhammadiyah.

Pimpinan dan warga persyarikatan pun diingatkan agar berislam sesuai Manhaj Muhammadiyah. Apalagi pimpinan harus menjadi uswah bagi warga persyarikatan.

”Amanah harus dijaga sungguh-sungguh. Jangan ber-Muhammadiyah sebagai sampingan. Harus sungguh-sungguh membesarkan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” kata Sukadiono.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu juga mengingatkan, pimpinan Muhammadiyah harus bisa menjalankan program yang sejalan secara internal bahkan seiring dengan program Pemkot Probolinggo.

Tentu saja program peneguhan terhadap ideologi Muhammadiyah harus menjadi prioritas. ”Saya prihatin, ada warga Muhammadiyah yang mulai mengalami tiga hal yakni, kerapuhan, pergeseran, dan pembangkangan,” katanya.

Di antara pimpinan bahkan ada yang meragukan ideologi Muhammadiyah. ”Ada yang terpengaruh ideologi lain misalnya. Ada perempuan yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) memakai cadar. Bagi Muhammadiyah, aurat perempuan itu seluruh tubuh kecuali muka,” katanya.

Sukadiono juga menyoroti pembangkangan yang dilakukan mereka yang bekerja di AUM tetapi di luar menjelek-jelekkan Muhammadiyah.

”Ber-Muhammadiyah harus ikhlas. Memang bekerja dengan baik belum tentu dipuji, kalau jelek biasanya banyak yang mencela,” ujarnya.

Penulis Ikhsan Mahmudi Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version