Jamaah Aboge Rayakan Idul Fitri Ahad, 23 April 2023

Jamaah Aboge
Jamaah Aboge di Desa Leces Kabupaten Probolinggo shalat Idul Fitri di Mushala al-Barokah, Ahad, 23/4/2023. (Foto: Ikhsan Mahmudi/PWMU.CO)

PWMU.CO– Jamaah Aboge  di Kabupaten Probolinggo baru merayakan Idul Fitri pada Ahad (23/4/2021). Aboge singkatan dari Tahun Alip Rebo Wage.

Ada ratusan anggota jamaah Aboge di sejumlah desa di kabupaten ini mengadakan shalat di masing-masing mushala dipimpin oleh imamnya.

Seperti jamaah Aboge yang dipimpin Kiai Buri Mariyye di Desa Leces Kabupaten Probolinggo. Jamaah mengalir berdatangan ke Mushala al-Barokah di samping rumah Kiai Buri di Dusun Krajaran 2, Desa Leces sejak pukul 05.30 WIB.

Barulah pada sekitar pukul 06.15 WIB, salat Idul Fitri yang dipimpin Kiai Ahmad Subandi, putra Kiai Buri Mariyye itu dimulai. Selain menjadi imam, Kiai Ahmad yang juga menjadi khatib, membaca teks khotbah dalam bahasa Arab.

Usai salat Idul Fitri, puluhan jamaah yang memenuhi mushala berukuran 15×5 meter persegi itu tidak langsung pulang.

Mereka duduk bersila di dalam masjid dan di serambi masjid. Termasuk jamaah perempuan yang duduk di hamparan tikar di halaman mushala dan di teras rumah warga.

Jamaah kemudian membaca tahlil dan shalawat Nabi Muhammad yang dipimpin Kiai Buri. Setelah itu barulah mereka makan bersama (kenduri) makanan yang mereka bawa dari rumah. ”Kenduri ini sebagai rasa syukur, kami telah menjalankan puasa Ramadhan sebulan penuh,” kata Kiai Buri.

Usai kenduri, kiai berusia 71 tahun itu mengajak sejumlah wartawan untuk masuk ke dalam ruang tamu rumahnya. ”Toreh, toreh, setiya telasan (silakan, silakan, sekarang Lebaran, Red.),” ujarnya.

Wal-Ji-Ro

Sambil mengisap rokok kretek, Kiai Buri kemudian menjelaskan mengapa jamaah Aboge baru ber-Idul Fitri, Ahad pagi.

”Yang jelas, kami punya hisab sendiri yang kami pedomani turun-temurun untuk menentukan awal bulan termasuk 1 Syawal tahun ini. Perkara berbeda dengan ketetapan pemerintah, tidak ada masalah,” katanya.

Kiai Buri menjelaskan, tahun ini bertepatan dengan Tahun Ha’ Ahad Pon 1956. Pada tahun 1956 (Tahun Jawa) ini, 1 Suro bertepatan dengan Ahad Pon, yang kemudian dijadikan patokan untuk menentukan awal bulan (tanggal 1) bulan-bulan berikutnya.

Untuk menentukan, 1 Syawal, versi hitungan Aboge berpola Wal-Ji-Ro (Syawal-Siji- Loro) atau 1 Syawal, hari kesatu dan neptu (pasaran) kedua. “Dengan hitungan Waljiro, maka diketahui, 1 Syawal tahun ini jatuh pada Ahad Wage atau hari Minggu, 23 April 2023,” kata Kiai Buri.

Jamaah Aboge tidak hanya di Desa Leces, tetapi juga tersebar di sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo. “Setahu saya, jamaah Aboge juga terdapat di Kecamatan Dringu, Bantaran, Wonomerto, hingga Kecamatan Lumbang,” kata Sholehudin, keponakan Kiai Buri.

Pemuda yang juga Youteber itu mengaku, sudah sejak kecil mengikuti hitungan (hisab) versi Aboge untuk penentuan awal puasa, Idul Fitri, hingga Idul Adha. “Saya yakin, apa yang dihisab oleh paman saya itu benar, meski saya sendiri tidak paham hitung-hitungan ala Aboge. Saya pusing kalau diajak hitung-hitungan,” ujarnya sambil tersenyum.

Lima Idul Fitri

Berdasarkan catatan, sebenarnya ada lima hari yang berbeda terkait pelaksanaan shalat Idul Fitri di seantero nusantara. Yakni, Jamaah Al Muhdhor (Tulungagung) yang menggelar shalat Idul Fitri, Rabu 19 April 2023.

Kemudian Jamaah Syatariyah (Aceh), Jamaah Aolia (Gunungkidul, DIY), dan Thariqat Naqsabandiyah (Sumbar) menggelar shalat Idul Fitri, Kamis 20 April 2023.

Sementara warga persyarikatan Muhammadiyah dan Pondok Modern Gontor (Ponorogo) menggelar salat Idul Fitri, Jumat, 21 April 2023.

Terakhir, jamaah Aboge yang tersebar di sejumlah daerah di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur menggelar salat Idul Fitri pada Ahad, 23 April 2023. Termasuk ratusan anggota jamaah Aboge di Kabupate Probolinggo yang berlebaran Ahad hari ini. (*)

Penulis Ikhsan Mahmudi  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version