PWMU-CO – Umur sudah 70 tahun, Ketua PDA Kota Probolinggo Dra Endang Dewi Fatimah tetap bersemangat memberi sambutan di acara pengukuhan PDM-PDA di Graha KH Ahmad Dahlan, Ahad (6/8/2023).
Membuka sambutan langsung meneriakkan slogan PDA Kota Probolinggo. ”Mari ber-Aisyiyah dengan gembira,” teriaknya.
Baginya, terpilih menjadi ketua PDA periode 2022-2027 merupakan amanat yang berat mengingat umur sudah 70 tahun.
”Ini amanat berat. Dengan tekad bersatu kita maju bersama untuk berdakwah amar makruf nahi mungkar,” ujar Endang bersemangat.
Dia menambahkan, akan melaksanakan program yang direncanakan dan melanjutkan program yang telah ditorehkan pada periode lalu.
Menyitir program Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim yang ia sebut sebagai Tri Sukses Organisasi yaitu sukses pengelolaan, pendataan, dan pendanaan.
“Tri sukses organisasi kami tangkap dan terjemahkan dalam semangat tertib organisasi, tertib administrasi dan tertib keuangan,” tandasnya.
Perempuan enerjik ini mengatakan kami memiliki lima rindu. ”Rindu rapat, rindu berpendapat, rindu sepakat, rindu bermanfaat dan rindu maslahat,” ujarnya.
Dia mengajak rapat dengan bergembira. Berpendapat secara kontruktif tanpa menyakiti hati orang lain. Sepakat mencerminkan ukhuwah anggota. Manfaat bagi organisasi dan umat. ”Ketika apa yang kita lakukan bermanfaat maka kemaslahatan bagi masyarakat akan didapat,” tambahnya.
”Kami akan membenahi sekolah pada amal usaha Aisyiyah sebagai ujung tombak dakwah untuk membentuk pribadi yang bisa menjadi uswah dan qudwah,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Dra Rukmini Amar MAP dalam sambutannya mengatakan, pengukuhan bersama menunjukkan kerja sama PDM dan PDA Kota Probolinggo.
”Dua kalimat syahadat pada saat pengukuhan tadi mengandung pernyataan penting. Dua kalimat syahadat adalah kalimat ikrar, merupakan penegasan hubungan kita dengan Allah, Rasul dan sesama. Apa yang kita lakukan haruslah ittiba’ Rasul,” tegas Rukmini.
Dia mengatakan, anggota Aisyiyah harus memiliki spirit dan idealisme hidup meliputi empat komitmen yaitu: pertama luruskan niat. Kedua, memahami tujuan hidup termaktub dalam al-Fath: 29.
Ketiga, mengerti fungsi hidup untuk ibadah dalam adz-Dzariyat: 56 dan al-Baqarah: 30. Keempat, memegang empat ideologi.
”Ideologi Islam, ideologi keaisyiyahan dan Kemuhammadiyahan, ideologi keummatan, dan ideologi kebangsaan,” terangnya.
Dia menambahkan, itu bisa dilakukan jika anggota Aisyiyah memiliki kesamaan dan kesatuan dalam perbedaan. Orang bisa bersatu jika ditandai dengan tiga hal. Adanya kesamaan tujuan, kesamaan gaya hidup dan kesamaan dalam beragama.
”Titip ibu-ibu Aisyiyah, jaga istri ya,”pintanya Rukmini kepada bapak-bapak Muhammadiyah yang disambut tawa riuh.
”Loh..Aisyiyah kan istri Muhammadiyah. Aisyiyah sebagai sayap dalam mengembangkan pergerakan persyarikatan. Karena itu Kiai Ahmad Dahlan mendirikan Aisyiyah tahun 1917, kemudian 1919 lahir TK Aisyiyah Bustanul Athfal di kala itu belum tumbuh pendidikan untuk anak usia dini,” jelasnya mantap.
Semetara itu Dra Aya Shopia, Sekretaris PDA Kota Probolinggo mengatakan, pengukuhan ini merupakan peneguhan dan proklamasi hasil Musyda ke-7 pada bulan Mei 2023 lalu kepada khalayak ramai.
”Sebelum pengukuhan hari ini, pimpinan telah bekerja ketika menerima Surat Keputusan dari PWA Jawa Timur,” ungkapnya.
Penulis Izza El Mila Editor Sugeng Purwanto