PWMU.CO – Dosen Unesa (Universitas Negeri Surabaya) Dr Lidya Lestari Sitohang MSC dan Refienda Anita Fitri MSi berkunjung ke Kantor PWM Jatim, Senin (7/8/2023) pagi. Keduanya sepakat perlu membawa mahasiswanya untuk belajar tentang organisasi Muhammadiyah.
Lidya Lestari Sitohang (dosen Prodi Pendidikan Geografi) dan Refienda Anita Fitri (dosen Prodi Administrasi Negara Fakultas Hukum dan Politik) mengantarkan sebelas mahasiswa dari Universiti Sultan Zainal Abidin (Unisza) Terengganu, Malaysia, dan lima perwakilan mahasiswa Unesa, untuk berkunjung dan berdialog dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
Usai berkunjung dan berdialog dengan drh Zainul Muslimin (Bendahara), serta Dr Syamsudin dan Dr Muhammad Sholihin MPSDM (Wakil Ketua), Lidya mengatakan mahasiswa penting mempelajari tentang Muhammadiyah.
“Kunjungan ini membuka wawasan, utamanya komitmen Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga hari ini dengan penuh perjuangan menyiapkan pijakan arahan yang dipakai umat. Muhammadiyah sangat insklusif hingga menjadi role model dalam merangkul lintas generasi termasuk Gen Z,” ungkapnya.
Dalam disiplin Ilmu Geografi, lanjut Lidya, Muhammadiyah mampu berkembang melewati batasan-batasan geografi karena areal dan jangkauan pelayanan Muhammadiyah sampai ke internasional.
Aksi Kebencanaan
Juga perhatian Muhammadiyah terhadap sendi-sendi secara krusial seperti kebencanaan. Sebab, Ilmu Geografi sangat dekat dengan bahasan kebencanaan. Ini sangat menarik Muhammadiyah dari latar belakang agamis, tapi bisa membantu penanganan bencana dan mitigasi bencana.
“Karena di sini (spesifikasi keilmuan) saya Sosial Geografi, jadi yang saya bayangkan bagaimana kemudian yang saya lihat di website MDMC tadi tentang peranan Muhammadiyah terlibat dalam proses evakuasi bencana,” tegas doktor yang pernah belajar Geografi Sosial di Belanda. dan belajar Geologi di UGM.
Menurut Lidya, evakuasi itu saat-saat krusial bagi korbannya, di mana masyarakat yang terdampak bencana harus secepatnya dipindahkan ke wilayah lebih aman. Saat itu mereka mengalami situasi sangat krodit dan traumatik.
“Saya alami hal itu saat penanganan bencana gempa Yogya tahun 2006, turut membantu korban dengan para relawan kemanusiaan, termasuk dari MDMC,” ungkap Lidya.
Baca sambungan di halaman 2: Takjub Perkembangan Muhammadiyah