Takjub Perkembangan Muhammadiyah
Sedangkan Refienda Anita Fitri MSi mengaku sudah mengenal Muhammadiyah sejak kecil sebab dia lahir dari keluarga Muhammadiyah. Namun setelah datang ke sini saya lebih terbuka lagi wawasannya terkait organisasi keagamaan sebesar ini.
“Saya tahunya Aisyiyah, karena ibu saya selalu ikut pengajian-pengajian di Aisyiyah. Dari dialog tadi saya makin tahu betapa organisasi ini sudah matang dari 1912 sampai sekarang. Anggotanya sudah banyak. Sudah mengembangkan sedemikian rupa sampai struktur organisasinya sudah lengkap dan jelas,” kata Refienda.
Menurutnya, ini menjadi contoh studi yang tepat untuk mahasiswa dari Unesa maupun Uniza, menjadi arahan mereka apabila nanti mau bergabung di suatu organisasi.
“Bagi Ilmu Tata Negara, yang bertautan perpolitikan, kebijakan, dan organisasi, Saya baru tahu Muhammadiyah sangat kompleks strukturnya, karena ada yang mengurusi di kebijakan, di politik, ada yang mengurusi di Lazis, dan lain-lain,” ungkapnya.
Ternyata, lanjutnya, sudah semasif itu organisasinya. Ini bisa dijadikan contoh pembelajaran tentang suatu organisasi yang masif dan mampu merangkul umat dari generasi ke generasi.
Muhammad Hardi Aris bin Salfi, mahasiswa Hubungan Internasional Unisza, mengaku penting untuk tahu lebih detail tentang organisasi Muhammadiyah.
“Muhammadiyah sebuah entiti Islam hampir mendekati mutlak, mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Muhammadiyah itu organisasi yang mapan, karena mereka mampu membina klinik, hospital, dan sekolah hingga perniagaan khusus, kayak bakso ini,” ujarnya.
“Yang inilah Islam yang sebenar, karena nabi Muhammad itu pedagang pun berniaga dan kaya raya. Tapi utamakan sifat zuhud, hamble,” tegas Haardi Aris, usai menikmati bakso Lazismu Jatim yang menjadi salah satu menu jamuan. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni