PWMU.CO – Mencetak kader yang peka terhadap persoalan politik dan kebijakan publik bukanlah persoalan yang mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Menurut Dr Nazaruddin Malik semuanya itu memerlukan ketelatenan, kesabaran dan konsistensi dalam proses pembentukannya.
”Sekolah Kebangsaan adalah salah satu ikhtiar yang kami lakukan untuk menggembleng kader Muhammadiyah yang kuat dan tetap eksis dalam menyikapi segala hal, terlebih saat menghadapi persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan,” ujar Ketua Majelis Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (LHKP PDM) Kota Malang, Senin (29/5).
(Berita terkait: Sekolah Kebangsaan untuk Cetak Politisi dan Pejabat yang Muhammadiyah)
Nazar mengungkapkan membentuk kader yang berkompeten dan kritis dalam dinamika kebangsaan harus didasari oleh prinsip akhlakul kharimah, dan dilandasi dengan khittah perjuangan Muhammadiyah. Sehingga terbentuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis dan berkemajuan.
”Semakin kompleks aspirasi politik di kalangan warga Muhammadiyah, membuat LHKP PDM Kota Malang merasa perlu mengadakan sekolah kebangsaan untuk ekspansi politik, transformasi peran, pendalaman wilayah partisipasi, penyesuaian organisasi dan mekanisme aksi,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Kebangsaan Zaenudin MAP menegaskan pihaknya tidak main-main dalam menyelenggarakan program Sekolah Kebangsaan. Oleh karena itu pihaknya meminta peserta berkomitmen dan sungguh-sungguh mengikuti tahap demi tahap dari Sekolah Kebangsaaan. ”Peserta harus mematuhi kesepakatan dan ketentuan dari tim fasilitator Sekolah Kebangsaan yang dibentuk oleh LHKP,” tegasnya.
(Baca juga: Ini 3 Modal Utama yang Wajib Dimiliki Pejabat Publik)
Ketua KPU Kota Malang ini menambahkan materi program Sekolah Kebangsaan yang diadakan di Rumah Baca Cerdas (RBC), Ruko Permata Jingga, Kota Malang difokuskan pada persoalan yang meliputi Islam dan Kemuhammadiyahan, politik dan pengawasan, pemerintahan dan kebijakan publik, serta penyikapannya.
”Semoga sekolah kebangsaan ini menghasilkan kader-kader yang mumpuni dan mampu menjadi pelopor penggerak sekaligus pendorong keberlangsungan proses berbangsa dan bermasyarakat dengan dasar akhlakul kharimah dan khittah perjuangan Muhammadiyah,” tandasnya.(izzudin/aan)