Ibu-Ibu Rumah Tangga Mendirikan Universitas
Di bagian Rustamadji menyampaikan soal politik sebagai siyasah. Maka Muhammadiyah tidak menjadi underbow partai politik manapun. Tidak di bawah merah, hijau, biru, kuning, atau warna-warna yang macam-macam. “Namun politik untuk memperjuangkan kebijakan publik yang seharusnya menjadi hak masyarakat marginal,” katanya.
Dia juga menekankan, bekerja di amal usaha Muhammadiyah harus Ikhlas dan berani berkorban. Tidak hanya untuk kepentingan individu, namun bagaimana dapat berjuang dan membesarkan amal usaha Muhammadiyah.
Rustamaji memberikan contoh salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang besar didirikan oleh ibu-ibu Aisyiyah padahal latar belakang pendidikannya bukan doktor, magister, atau sarjana. “Namun ibu-ibu Aisyiyah ini sebagai ibu rumah tangga yang Ikhlas berinfak untuk mendirikan rumah sakit dari rintisan kecil dan sekarang sudah besar dan penghasilannya 1 miliar per bulan,” ujarnya.
Hal ini, menurutnya, menjadi contoh dan penyemangat bagi kita dalam menggerakkan dan menguatkan amal usaha Muhammadiyah. “Seperti insyaallah sebentar lagi kita akan membangun Muhammadiyah Hospital Sorong. Tanah 4 hektar sudah tersedia tinggal bagaimana menggerakkan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam semangat membangun,” ungkapnya.
Sebagai bentuk perhatian dan komitmen pengaderan di Indonesia timur, kegiatan BA dan PI ini dikelola langsung oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ikut memberi materi Bachtiar Dwi Kurniawan SFilI MPA (Ketua), Dr Mutohharun Jinan MAg (Wakil Ketua), Moch Irfan Islami MM (Wakil Ketua), Benni Setiawan MSI (Ketua Divisi), Dr Islamiyatur Rokhmah SAg MSI (Ketua Divisi), dan Dr Muhammad Ali, M.M. (Ketua Divisi). Acara akan berlangsung hingga Senin 21 Agustus 2023. (*)
Penulis Islamiyatur Rokhmah dan Azaki Khoirudin Editor Mohammad Nurfatoni