Bebas dari Kebodohan
Kedua bebas dari kebodohan. Sebagai pelajar harus belajar sepenuh hati. Dengan sungguh-sungguh. Bermain boleh, tapi belajar adalah utama. “Kalau banyak bermain tidak baik, momen kalian saat ini sangat bagus. Mumpung masih muda banyak belajar karena ketahanan dan daya serap otak kalian bagus. Kalau sudah tua sering lupa,” saran suami Siti Rahmah SPd ini.
Ketiga adalah kita harus merdeka dari kemiskinan. Miskin lawannya adalah kaya atau sukses. Orang sukses akan berarti hidupnya. “Kalian kalau mau merdeka harus bekerja keras harus jadi orang sukses dan hidup berguna bagi kemaslahatan,” katanya.
Dia menambahkan bodoh dan miskin itu akar masalahnya adalah kemalasan. Maka harus rajin, lawan malas dengan rajin. “Kita wajib rajin. Nggak peduli anaknya orang kaya atau miskin, kalau malas nggak akan sukses. Kuncinya man jadda wa jaddah, yang bersungguh-sungguh pasti berhasil,” pesan Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Salah satu peserta upacara, Kaysha Aretha R. A. (6C) mengatakan, upacara kemerdekaan kali ini di Mudipat sangat seru. Pasalnya semua peserta upacara mengenakan pakaian pejuang dan profesi. Menurutnya hal itu asyik.
“Kita bisa menjadi karakter yang hebat. Ada dokter, ada tentara, penemu, dan keren pokoknya,” ucap Kaysha yang mengenakan baju dokter itu. (*)
Penulis Mulyanto Editor Mohammad Nurfatoni