Ajining Raga Saka Busana
Dengan demikian jika membaca ihwal perancangan dan filosofinya baju takwa bukan hanya milik orang Jawa. Baju Surjan bisa menjadi baju seluruh insan yang bertakwa apapun agamanya. Demikian juga baju “koko” yang sering disamakan dengan baju takwa karena sama-sama identik dengan pakaian pria Muslim. Padahal jika dicermati dari namanya “koko” merupakan sapaan untuk pria Tionghoa yang berarti kakak.
Baju “koko” sukses menjadi trend setter busana Muslim pria di Indonesia dengan ciri khas pada kerah leher kecil,pendek dan bordiran beragam motif. Dalam urusan baju ibadah umat Islam, pamor baju “koko” bahkan mengalahkan baju takwa dan baju batik khas Nusantara, juga mengalahkan baju-baju khas Timur Tengah berbentuk jubah, gamis dan sebagainya.
Pepatah Jawa “Ajining Raga Saka Busana” yang artinya kepribadian seseorang tercermin dari pakaian yang dikenakan menunjukkan baju sebagai bagian penting kehidupan. Bagi orang jawa pakaian bukan sekedar penutup badan, pakaian bisa memancarkan karakter pemakainya.
“Pakaian-pakaian adat Nusantara bisa masuk kategori syar’i sepanjang memenuhi kaidah syariat baik asli maupun melalui modifikasi.”
Islam mengajarkan pakaian harus menutup aurat dan menghindari tasyabuh, menyerupai kaum tertentu yang sekiranya jauh dari nilai-nilai Islam bahkan memusuhi Islam. Pakaian syar’i tidak harus menyerupai pakaian bangsa arab sebagai produk budaya arab.
Pakaian-pakaian adat Nusantara bisa masuk kategori syar’i sepanjang memenuhi kaidah syariat baik asli maupun melalui modifikasi. Baju takwa, baju koko dan sebagianya menunjukkan demikian kaya khazanah budaya Nusantara.
Baju adat bisa menjadi wasilah mengenal adat istiadat Nusantara yang beragam dan beraneka warna. Adat istiadat mempunyai kandungan nilai-nilai luhur cipta, karsa, karya leluhur bangsa yang tinggi dan agung.
Baca sambungan di halaman 3: Nilai Luhur Kearifan Lokal