Mengejutkan
Hasilnya sangat mengejutkan. Beberapa peserta ternyata banyak yang melantunkan ikamah, bukan adzan. Mereka terkecoh. Hal ini dipicu dari nada bacaan awalnya yang pendek dan dibaca satu kali, sedangkan bacaan adzan lebih panjang dan dibaca dua kali.
“Sangat dimaklumi karena mereka masih anak-anak. Justru dengan adanya lomba ini mereka jadi belajar dari kesalahannya dan diharapkan nantinya bisa lebih tepat pengucapan, pelafalan, dan hafalannya,” ujar Tarisya.
Lebih lanjut, Tarisya menekankan, lomba Agustusan ialah waktu yang tepat untuk mengenalkan pahlawan nasional beragama Islam. “Seperti Bung Tomo yang menggerakkan pemuda Surabaya dengan takbirnya,” contohnya.
Ada 20 Mahasiswa yang aktif mengadakan lomba ini. Mereka ialah Salma Meirizka, Tasya Qurrota A`Yunin, Nandini Berliana Putri Orowala, Septya Nefta Pratiwi, Raswanda Aulia Iz Zahrah, Panjalu Rayi Talenta, Sulianto, Abu Humazalehan, dan Dinda Elok Putri Pamungkas.
Juga St Saadatul Abdiyah Assyarqowi, Sephia Ajeng Rahayu, Qatrinna Salsabila, Tarisya Mahda Farras Astutie, Hesa Tri Apriliana, Oktaviana Nur Sa`Adah, Nawang Nur Hamidah, Hasna Nuha, Lydia Oktavianti, Rian Handriyanto dan Siti Nurhafizaha. (*)
Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Mohammad Nurfatoni/SN